22 Nelayan Aceh Ditangkap di Myanmar, Mengira Dihadang Perompak Hingga Makan Nasi dengan Kedelai

KM Troya yang berlayar mencari ikan hingga ke luar perbatasan dihadang oleh militer Myanmar pada 6 Februari 2019 lalu.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Sebanyak 22 nelayan Aceh yang sempat ditahan di Myanmar beberapa bulan lalu akhirnya dipulangkan ke Aceh. Mereka tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang, Banda Aceh, Senin (15/4/2019) pagi sekitar pukul 10.00 WIB. 

Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - KM Troya yang berlayar mencari ikan hingga ke luar perbatasan dihadang oleh militer Myanmar pada 6 Februari 2019 lalu. 

Sebanyak 22 ABK dan seorang kapten kapal ditahan otoritas negara tersebut. Kapal KM Troya berasal dari Idi,  Aceh Timur. 

Setelah sebulan di penjara,  saat ini 22 nelayan itu sudah pulang ke Aceh dan tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Blangbintang,  Banda Aceh,  Senin (15/4/2019) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Saat di Bandara SIM,  dua ABK yaitu Junaidi dan Waafini bercerita saat mereka ditangkap di perairan Khawtung,  Myanmar. 

Waafini bercerita, bahwa kejadian penangkapan itu pada pagi hari,  saat mereka akan memulai menangkap ikan. 

Awalnya,  mereka melihat boat kayu yang menyerupai boat nelayan berada di dekat kapal mereka. 

Karena orang di dalam boat tersebut menggunakan pakaian biasa, mereka tidak curiga dan tetap beraktivitas.

Namun setelah sempat mengitari KM Troya, kapal tersebut mendekat dan melepaskan tembakan ke udara.

“Awalnya kami mengira itu perompak, karena terus menembak, dari pada kenapa-kenapa kami pasrah aja, tidak lari lagi,” sambung Junaidi dengan bahasa Aceh.

Baca: VIDEO - 22 Nelayan Aceh Timur yang Sempat Ditahan di Myanmar Tiba di Banda Aceh

Baca: Sempat Ditahan Militer Myanmar, 22 Nelayan Aceh Disambut Gubernur di Bandara SIM

Baca: Tim Konsulat RI di Songkhla Tangani Nelayan Aceh yang Ditangkap Otoritas Thailand

Saat mendekat, baru lah angkatan laut myanmar tersebut menggunakan seragam.

Selain menembak ke udara, saat sudah dekat para tentara itu mulai mengketapel KM Troya hingga mengenai beberapa ABK.

Selanjutnya, kata Junaidi, mereka diikat dengan tali dan tangan di belakang.

“Kami memang tidak dipukuli, cuma tangan diikat terus,” ujar Junaidi.

Dua jam kemudian, kapal perang myanmar datang untuk menjemput para ABK asal Idi tersebut.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved