Mengenal Masako, Permaisuri Kaisar Jepang Naruhito, yang Punya Prinsip 'Makin Berisi Makin Merunduk'
Konon soal ini pula salah satu yang jadi penyebab sempat ditolaknya Masako sebagai calon pendamping Pangeran Naruhito.
SERAMBINEWS.COM - Ternyata Masako sudah punya banyak penggemar sejak kecil. Mengenai kegemilangannya di sekolah sudah banyak orang tahu, tapi apa yang membuatnya mau “terjerat” Pangeran Naruhito?
Kisah tentang Masako ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 1993, dengan judul asli Terjerat si “Bangau” oleh Naruhito, yang ditulis oleh Lily Wibisono.
Masako Owada lahir di Tokyo tanggal 9 Desember 1963. Anak sulung Hisashi dan Yumiko Owada ini punya dua adik kembar, Setsuko dan Reiko (23) yang masih mahasiswi. Setsuko di Universitas Sorbonne, Paris, Reiko di Universitas Keio.
Boleh dikata separuh hidup Masako dilewatkan di luar negeri. Soalnya, sebelum memegang jabatannya yang sekarang sebagai wakil menlu, ayah Masako pernah bertugas di Moskwa (1965).
Baca: Hasil Keuntungan BUMG, Gampong di Aceh Selatan Ini Bagikan Daging Meugang dan Beras ke Warga
Saat itu Masako baru 1 tahun. Tiga tahun kemudian ayahnya ditugaskan di New York, hingga praktis sampai kelas 1 SD, Masako berada di kota itu.
Sekembalinya ke Jepang, ia sempat masuk sebuah SD lain di distrik Shinjuku sebelum masuk SD Futaba Gakuen yang terkenal di daerah Yamanote.
Kakeknya dari pihak ibu, Yutaka Eto (84) sempat bikin tua-tua Kekaisaran Seruni pusing kepala. Masalahnya ia pernah menjadi konsultan untuk perusahaan bahan kimia Chisso.
Padahal Chisso Corp. terlibat dalam skandal pencemaran Teluk Minamata di awal tahun '60-an. Untunglah setelah diusut-usut, pada saat peristiwa kontaminasi terjadi, Eto sedang bertugas di Bank Industri Jepang.
Baca: Puluhan Santri Ummul Ayman Samalanga Terima Sertifikat Kemampuan Bahasa Arab Tingkat Internasional
Konon soal ini pula salah satu yang jadi penyebab sempat ditolaknya Masako sebagai calon pendamping Pangeran Naruhito.
Banyak penggemar sejak kecil
Kalau melihat keahliannya sekarang, tak ada yang menyangka Masako kecil pernah ingin jadi dokter hewan.
"Ingin menjadi dokter hewan, mungkinkah?" Itu judul karangannya ketika lulus SD.
Dalam karangan itu nampak benar Masako, atau Owa bagi kalangan dekatnya, pencinta hewan. Secara mendetil ia bercerita tentang pengalamannya dalam kelompok biologi. Juga tentang usahanya mengawetkan burung.
Baca: FOTO-FOTO : Pegangkutan Gas Elpiji ke Pulau Sabang
Karangan yang terbit dalam kumpulan karangan lulusan SD seangkatannya itu juga diberi ilustrasi oleh editornya, yang tentunya juga kecil, berupa gadis kecil bermahkota dengan inisial M.
Kini setelah Masako menjadi buah bibir masyarakat luas, ada yang iseng bilang, "Ilustrasi itu bagai ramalan saja, ya?"