Cincau dan Mentimun Jadi Incaran Masyarakat Hari Pertama Puasa
Di Kota Banda Aceh, kata Nabawi, ada dua pabrik pembuat cincau, satu merek olis di Garut Ketapang dan satu lagi merek segitiga di Blower. Harga tebus
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kondisi Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar hari pertama puasa memang masih sepi kendati hanya di datangi beberapa warga tertentu terutama ibu rumah tangga, pengusaha restauran, cafe dan lainnya.
Jenis barang yang dibeli pada umumnya untuk makanan berbuka puasa.
Di antaranya cincau, timun suri, timun biasa, kulang-kaling, pepaya dan lainnya.
Nabawi, pedagang cincau musiman di Pasar Induk Lambaro kepada Serambi Seninews.com (6/5/2019) mengatakan, permintaan cincau, mentimun biasanya meningkat pada 1 sampai puasa 15 puasa.
Selebihnya permintaan kembali normal seperti hari biasa.
Nabawi menyebutkan jumlah cincau merek olis dari Garut Ketapang, Kota Banda Aceh yang dijual sebanyak 300 kaleng.
Dari jumlah itu tinggal 20 kaleng lagi, lainnya sudah habis terjual.
Baca: Bawang Putih Impor dari Cina Masuk Pasar Lambaro, Harganya Lebih Mahal dari Anjuran Pemerintah
Baca: Jam Berapa Batas Sahur, Imsak Atau Azan Subuh? Begini Penjelasan Ulama Aceh
Baca: KIP Agara Tuntaskan Pleno Tingkat Kabupaten, Ini Nama Peraih Suara Terbanyak
Harga satu kaleng cincau, sebut Nabawi, dijual Rp 23.000-Rp 25.000/kaleng. Sedangkan harga tebusnya dari produsen di Garut Ketapang, Rp 20.000/Kg.
Di Kota Banda Aceh, kata Nabawi, ada dua pabrik pembuat cincau, satu merek olis di Garut Ketapang dan satu lagi merek segitiga di Blower. Harga tebusnya sama Rp 20.000/kaleng.
Selain cincau, kata Nabawi, permintaan timun suri, timun lokal, kolang-kaling, pepaya juga tinggi.
Akibat tingginya permintaan, harga timun suri dari Rp 10.000/buah, naik menjadi Rp 15.000/buah.
Untuk timun lokal Rp 10.000-Rp 14.000/Kg, sebelumnya hanya Rp 7.000-Rp 10.000/Kg. Sedangkan kolang-kaling tetap Rp 5.000/kaleng susu.(*)