Soal Kebenaran Rambut Nabi yang Dibawa Opick, MUI: Perlu Penelitian Laboratorium
Seperti diketahui, Opick mengaku mendapatkan amanah dari Dewan Dakwah dan Pemerintah Turki
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kabar tentang penyanyi religi Opick besar membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW sempat heboh.
Seperti diketahui, Opick mengaku mendapatkan amanah dari Dewan Dakwah dan Pemerintah Turki untuk membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW ke tanah air.
Benarkah kabar ini? Asli atau tidak rambut yang dibawa Opick?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi ketika berbincang bersama Warta Kota (Grup Tribunnews.com), Kamis (9/5/2019)pun menanggapi sehelai rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki.
"Banyak yang bertanya kebenarannya."

Fotografer salah satu media cetak nasional mencium rambut Nabi Muhammad SAW yang sedang dipegang oleh Opick. Setelah itu diikuti awak media lainnya secara bergantian, Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (7/5/2019). (TRIBUNNEWS.COM/BAYU INDRA PERMANA)
Baca: Update Hasil Real Count KPU Minggu 12 Mei, Data Masuk 77,76%, Berapa Selisih Jokowi vs Prabowo?
Baca: Pencekalan Kivlan Zen yang Tak Sampai 24 Jam, Kuasa Hukum Minta Pihak Imigrasi Berhati-hati
"Perlu ada penelitian dari laboratorium," kata Masduki Baidlowi.
Berdasarkan sepengetahuannya, memang ada museum yang memelihara artefak kehidupan Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah rambut.
Di museum itu pula dirawat dan dipelihara hal-hal peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Terkait sehelai rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki ke Indonesia, Selasa (7/5/2019) malam, Masduki Baidlowi menyatakan, ada beberapa pandangan ulama.
"Banyak yang menyebutnya sebagai barokah dari peninggalan nabi."
"Saat nabi mencukur rambutnya, ada kisah bahwa rambutnya diambil para sahabat," kata Masduki Baidlowi.
Barokah, kata Masduki Baidlowi adalah konsep Allah memberikan berkat ke orang atau tempat-tempat tertentu, seperti Hajar Aswad di Mekkah.
"Para ahli Sunnah Waljamaah menganggap batu hitam Hajar Aswad itu sebagai benda yang menjadi berkah," jelas Masduki Baidlowi.
Sebaliknya, para ahli Wahabi justru tidak mempercayai hal-hal peninggalan nabi tersebut sebagai barokah.