Kisah Pengungsi Rohingya Ditipu Penyelundup, Bayar Rp 7,5 Juta Malah Terdampar di Pulau Terpencil
Selama tiga hari dan dua malam, mereka percaya berada di kapal menuju Malaysia, di mana mereka akan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan baru.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Kisah Pengungsi Rohingya Ditipu Penyelundup, Bayar Rp 7,5 Juta Malah Terdampar di Pulau Terpencil
SERAMBINEWS.COM - DHAKA, BANGLADESH - Cerita sedih namun terkadang menggelitik selalu menyertai kisah para pengungsi yang ingin lari dari daerah konflik.
Kisah-kisah seperti yang dialami oleh para pengungsi Rohingya ini dulunya sering diceritakan oleh orang-orang Aceh yang ingin menyelamatkan diri ke negeri jiran Malaysia.
Ketika konflik bersenjata mendera Aceh pada tahun 90-an hingga 2005, banyak pria Aceh pergi ke Belawan dan menyerahkan uang jutaan rupiah kepada penyelundup yang menjanjikan bisa membawa mereka ke Malaysia.
Banyak yang berhasil, namun ada pula yang ditipu dan malah terdampar kembali ke Aceh, setelah satu malam berada di laut.
Bahkan ada yang bercerita, mereka dipaksa berenang oleh para penyelundup untuk mencapai daratan yang katanya adalah wilayah Malaysia.
Tahu-tahunya, setelah hampir satu jam berenang, orang-orang ini terdampar di sebuah pantai di kawasan Kabupaten Pidie atau pun Aceh Timur.
Alhasil, mereka harus kembali merogoh kocek, agar bisa pulang kembali ke kampung halamannya.
Nah, kisah hampir serupa ternyata juga dialami oleh 54 pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kamp pengusian di Bangladesh.
Kisah para Rohingya yang berusaha kabur dari kamp pengungsi di Bangladesh ini, dilansir Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Minggu (2 Juni 2019).
Mohammad Amin yang berusia sembilan belas tahun adalah salah satu dari 54 pengungsi Rohingya yang masing-masing membayar 45.000 taka Bangladesh ($ 532 atau Rp 7,5 juta) kepada penyelundup lokal untuk pergi ke Malaysia awal bulan ini.
Selama tiga hari dan dua malam, mereka percaya mereka berada di kapal menuju Malaysia, di mana mereka akan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan baru.
Tapi, alih-alih sampai ke negeri tujuan, orang-orang Rohingya ini malah terdampar di Narikel Jinjira (Saint Martins Island) atau Pulau Kelapa, sebuah pulau karang terpencil di Bangladesh.
Sama seperti kisah orang-orang Aceh, ke-32 laki-laki dan 22 perempuan Rohingnya ini, juga harus membayar uang tambahan sebesar 500 taka ($ 6 atau Rp 90 ribu) per orang, untuk pedagang yang akan membawa mereka kembali ke kamp sementara di Cox Bazar.
Penelusuran Serambinews.com, jarak dari Cox’s Bazar ke Saint Martins Island adalah 96,6 kilometer, atau kira-kira setara jarak perjalanan darat dari Banda Aceh ke Padang Tiji, Pidie.
Baca: VIDEO - Kondisi Terkini Pengungsi Muslim Etnis Rohingya di SKB Bireuen
