Sejarah Membuktikan AS Mampu Kuasai Sebuah Negara Hanya dalam Waktu 7 Hari, Iran Patut Waspada
Sejarah membuktikan jika Amerika memang pernah menyerang dan menguasai sebuah negara hanya dalam kurun waktu 7 hari saja.
SERAMBINEWS.COM - Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) sedang berada dalam tensi tertinggi saat ini.
Hal ini lantaran ditembak jatuhnya drone RQ-4 Global Hawk USAF dan insiden dimana Amerika menyebut Iran bertanggung jawab penuh atas serangan dua kapal tanker di Teluk Oman.
Apalagi pernyataan Trump yang menilai perang melawan Iran tak akan berlangsung lama.
"( Perang) itu tidak akan berlangsung lama. Saya bisa mengatakan itu kepada kalian. Dan saya tidak sedang membahas tentang pasukan darat," kata Trump.
Namun apakah ancaman Amerika untuk menyerang dan menguasai Iran dalam sekejap hanya isapan jempol belaka?
Sejarah membuktikan jika Amerika memang pernah menyerang dan menguasai sebuah negara hanya dalam kurun waktu 7 hari saja.
Baca: 7 Fakta Ketegangan Amerika dan Iran, dari Penembakan Drone Hingga AS Diejek Keterbelakangan Mental
Baca: Klaim Kekuatan Militernya Terkuat di Dunia, Trump: Melawan Iran Tidak Akan Berlangsung Lama
Hadirnya teknologi membuat pertempuran zaman sekarang lebih efektif, efisien, meminimalkan jumlah korban namun jauh lebih menyeramkan.
Role model sebuah operasi militer dunia saat ini harus diakui masih beracuan ke Amerika.
Karena militer AS amat getol dalam mengembangkan metode-metode baru yang bakal mereka terapkan ke operasi militer sesungguhnya.
Mengutip dari National Interest, Jumat (28/6/2019) contoh salah satu operasi militer AS yang gilang gemilang dalam menguasai sebuah negara secepat mungkin adalah saat menyerang Irak pada tahun 2003.
Saat itu pasukan Saddam Husein dilibas tanpa ampun dan dalam tempo satu minggu Irak jatuh ke tangan AS.
Lantas bagaimana cara militer AS bisa melakukan serangan ke Irak dan menguasainya hanya dalam tempo satu minggu?
Baca: Presiden Iran: Sanksi Amerika Serikat kepada Ayatollah Ali Khamenei Tidak Berguna
1. Superioritas Udara
Pertama kalinya AS akan menyerang sebuah negara maka mereka akan melakukan bombardemen terlebih dahulu menggunakan jet-jet tempur ke titik-titik strategis musuh seperti pertahanan udara, markas militer dan pusat komunikasi agar lumpuh.
Jet tempur AS baik dari AU maupun AL-nya sengaja melakukan serangan Interdiksi untuk memberi jalan bagi serangan gelombang berikutnya.