Suhu Aceh Mencapai 35,8 Derajat Celcius, BMKG Ingatkan Semak Belukar Rawan Terbakar
Semak belukar, dedaunan kering, serta lahan gambut rawan terbakar selama musim kemarau panjang di Aceh tahun 2019 ini.
Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Yusmadi
Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Semak belukar, dedaunan kering, serta lahan gambut rawan terbakar selama musim kemarau panjang di Aceh tahun 2019 ini.
Sejak lima hari terakhir, suhu udara di sebagian besar wilayah Aceh mencapai titik tertinggi yakni 35,8 derajat celcius, meskipun masih lebih rendah daripada suhu puncak musim kemarau sebelumnya.
Dengan kondisi cuaca tersebut, semak belukar dan lahan gambut yang sudah mulai kering akan gampang terbakar. Terlebih lagi hutan gambut akan sangat mudah terbakar dan dengan sangat cepat merambat akibat angin kencang.
Pada umumnya, api timbul karena masyarakat suka memanfaatkan kondisi kemarau untuk membuka lahan baru.
Informasi itu disampaikan Kasi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria Ahmad SE kepada Serambinews.com, Senin (1/7/2019).
Baca: BMKG Aceh Imbau Masyarakat Tetap Waspada, Kecepatan Angin Bisa Meningkat Dua Kali Lipat
Baca: Lagi, Kebakaran Ilalang Terjadi di Banda Aceh, Pembakaran Sampah Jadi Pemicunya
Baca: Pembakaran Sampah Picu Kebakaran Ilalang di Gampong Lamteumen Timur
Disebutkan, Aceh sedang dalam musim kemarau dan angin baratan, dimana pada saat ini hujan akan semakin sedikit sementara suhu udara mulai bergerak naik.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak membakar hutan dalam membuka lahan. Karena dengan kondisi saat ini, api akan sangat cepat merambat,” ujarnya.
Selain itu, BMKG Aceh juga berpesan kepada para ibu rumah tangga agar selalu menjaga api saat membakar sampah di halaman rumah.
Begitu pula saat memasak, ibu harus memastikan api kompor sudah mati sebelum meninggalkan dapur.
“Bila memungkinkan, minta petugas untuk memeriksa instalasi listrik yang sudah lama agar tidak terjadi korsleting. Percikan api dari kabel listrik bisa memicu kebakaran,” tegasnya. (*)