Gajah Mengamuk, Warga Takut ke Kebun

Gajah liar kembali mengamuk di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara maupun di Kecamatan Pante Ceureumen

Editor: bakri
LHOKSUKON - Gajah liar kembali mengamuk di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara maupun di Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Senin (1/8) pagi. Akibatnya, tiga rumah milik warga Lorong Tiga, Desa Batee Uleue, Cot Girek, rusak parah. Hampir 10 hektare (ha) tanaman produktif warga di dua kecamatan itu dimangsa gajah, sehingga warga takut ke kebun.

Menurut warga, rumah-rumah yang rusak itu umumnya tak bisa lagi ditempati. Dapur maupun ruang utamanya hancur total. “Ini gangguan ketiga dalam sebulan terakhir,” ungkap Muhammad Adi (28),

petani Desa Bate Uleu, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara, kepada Serambi kemarin. Bukan tak ada perlawanan dari warga terhadap kawanan gajah liar tersebut. “Sewaktu gajah masuk, kami mengusirnya dengan membunyikan petasan, membakar karbit, dan lain sebagainya. Namun, sudah tak ampuh lagi. Hanya anak gajah yang takut mendengar suara petasan, sedangkan induk gajah langsung merusak rumah dan kebun warga,” cerita Muhammad Adi.

Begitu amuk gajah mengarah ke rumah, ketiga pemilik rumah itu (lihat boks) langsung kabur menjauh. “Saat ini, warga tak berani lagi mendekat ke pinggiran desa, karena gajah masih berada di situ,” ujar Muhammad Adi.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Farid BE, melalui Kapolsek Cot Girek, Ipda Sofyan, mengakui adanya amuk gajah di Cot Girek, Senin (1/8) pagi.  “Saat ini Polsek Cot Girek berupaya menenangkan masyarakat agar tidak khawatir lagi. Dua polisi juga berada di desa itu untuk memantau perkembangan di sana,” kata Ipda Sofyan. Malah, menurutnya, polisi ikut membantu warga mengusir gajah.

Khusus tiga rumah yang dirusak gajah, saat ini sedang diupayakan pembangunannya kembali secara gotong royong oleh warga setempat. Sebelumnya, pekan lalu, gajah juga mengamuk di Desa Leubok Tilam Barat, Kecamatan Cot Girek. Tapi sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi siang-malam akibat amuk gajah tersebut.

Takut ke kebun
Gangguan gajah liar di Desa Lawet dan Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, hingga kemarin belum juga reda. Akibatnya, penduduk belum berani ke kebun, sehingga tanaman di kebun mereka telantar. Bahkan tanaman di kebun mereka digasak satwa dilindungi itu.

Camat Pante Ceureumen, Drs M Nur Yasin kepada Serambi, Senin (1/8) menjelaskan, gajah yang mengganggu itu saat ini tidak lagi bergerombol, melainkan muncul satu per satu. Namun, daerah hilir mudiknya selalu di permukiman penduduk, sehingga warga takut.

“Ironisnya, selama ada gangguan gajah di daerah kami, belum pernah ada tanggapan, apalagi upaya penanggulangan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh,” ujarnya.

Menurut Camat Nur Yasin, warga setempat masih cemas dan trauma pada gajah liar, terutama sejak meninggalnya seorang warga dua pekan lalu akibat diinjak gajah. Eksesnya kini, kacang tanah telantar berhektare-hektare, karena warga takut ke kebun. “Yang lebih menyedihkan lagi, gajah juga menggasak kacang tanah dan tanaman lainnya, sehingga penduduk menderita banyak kerugian,” kata Nur Yasin.

Oleh karenanya, Camat Nur Yasin berharap BKSDA Aceh segera turun tangan untuk menanggulangi amukan gajah liar tersebut. “Jangan tunggu jatuh korban jiwa berikutnya,” ujar Camat Nur Yasin. Ia juga mengimbau warga di kecamatan itu agar meningkatkan kewaspadaan terhadap gajah, termasuk jangan pergi sendirian ke kebun. (c46/riz)

dampak amuk gajah:
* Di Cot Girek, Aceh Utara: Tiga rumah milik Ibnu Hajar, Idris, dan Syamsul, serta satu gudang kakao milik Idris, rusak * 10 Ha kakao dan sawit milik ketiga petani tersebut porak-poranda * Warga takut ke kebun.
* Di Pante Ceureumen, Aceh Barat: Puluhan hektare kebun kacang tanah telantar, karena warga takut ke kebun.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved