Warga Miruek Usir ‘Penghuni Ilegal’

Ratusan warga Desa Mireuk Lamreudeup, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Senin (3/10), mengusir sekitar 100 Kepala Keluarga

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Warga Miruek Usir ‘Penghuni Ilegal’
Warga bersama aparat Polisi dan petugas Satpol PP mengeluarkan penghuni yang tidak terdata dari rumah bantuan tsunami di Desa Miruek Lam Reudup, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Senin (3/10). SRAMBI/BEDU
BANDA ACEH - Ratusan warga Desa Mireuk Lamreudeup, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Senin (3/10), mengusir sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini tinggal di rumah bantuan korban tsunami di desa itu. Warga menganggap mereka tak berhak menempati rumah yang dibangun Kerajaan Arab Saudi melalui Saudi Charity Campaign (SCC).

Warga yang sudah tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB meminta satu per satu penghuni rumah bantuan itu ke luar dari rumah tersebut. Sempat terjadi cekcok antar warga setempat dengan seorang warga asal Abdya. Bahkan, warga Abdya tersebut pernah mengancam warga dengan parang.

Aksi warga Miruek Lamreudeup kemudian tercium oleh tim gabungan yang sedang melakukan rapat koordinasi di Kantor Camat Baitussalam. Tim pun bergegas menuju lokasi.

Kapolsek Baitussalam, Iptu Ibrahim Prades yang memimpin tim setelah menenangkan massa, lalu bersama 15 pemuda menuju rumah-rumah yang dihuni oleh bukan korban tsunami. Mereka diminta untuk meninggalkan rumah tesebut.

Menurut informasi yang dihimpun Serambi, rumah bantuan SCC di Miruek Lamreudeup berjumlah 244 unit. Rumah itu sebagian besar telah dihuni oleh warga yang bukan korban tsunami.

Camat Baitussalam, Erijoni mengatakan, ada sekitar 178 KK korban tsunami yang masih tinggal di barak Desa Bakoi, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Korban tsunami inilah yang akan dipindahkan secara bertahap ke rumah bantuan tersebut, ditambah 30 KK korban tsunami warga Miruek Lamreudeup. “Nama penerima sudah ada dalam SK Bupati,” ujarnya.

Sementara seorang korban tsunami warga Mireuk Lam Reudup, Marlina, yang namanya masuk dalam data penerima rumah batuan SCC, mengaku terpaksa lebih awal menempati rumah itu karena takut rumah jatah miliknya akan dihuni orang yang tidak berhak.(c47)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved