Banjir di Jakarta

Dinkes DKI Gratiskan Biaya Berobat Saat Banjir

Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan memberikan pengobatan gratis

Editor: hasyim
zoom-inlihat foto Dinkes DKI Gratiskan Biaya Berobat Saat Banjir
TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Aji
Seorang bocah bermain air di depan rumahnya yang tergenang air di Bilangan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Senin (1/11/2011) Puskesmas Kecamatan Cilandak. mulai didatangi warga yang mengeluh gatal gatal dan diare akibat banjir.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan memberikan pengobatan gratis dan pendampingan psikologis bagi masyarakat yang akan menjadi korban banjir di seluruh rumah sakit daerah (RSUD).

“Seluruh biaya pengobatan bagi para korban genangan akan digratiskan di seluruh RSUD. Kita juga telah menyiagakan seluruh puskesmas di DKI untuk dapat melayani masyarakat sebagai pertolongan pertama,” demikian diungkapkan Kepala dinas kesehatan DKI Dr hj Dien Emmawati, dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Jumat (25/11/2011).

Ia menjelaskan utuk melayani masyarakat secara cepat Pemprov DKI akan menyiagakan posko selama 24 jam yang akan melayani masyarakat yang kemungkinan menjadi korban banjir. Selain itu, guna memulihkan mental para korban Dinkes juga menyediakan psikolog.

“Poskes akan beroperasi selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan daerah yang menjadi bencana termasuk pendampingan pemulihan mental. Kita juga akan memberikan alat pembersih air seperti yang kita taruh di Pondok Labu," kata Dien.

Lebih lanjut Dien mengaku telah menyiapkan 396 petugas kesehatan di pos-pos pengungsi banjir. Para korban banjir bebas melakukan perawatan di 17 rumah sakit milik pemerintah TNI dan polisi. “Semua tenaga kesehatan siap digerakan kapanpun untuk menolong para korban banjir,” jelasnya.

Dien menjelaskan, penyakit yang sering timbul akibat banjir biasanya adalah diare, demam berdarah,leptospirosis dan campak. Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI akan melakukan vaksinasi campak dan akan melakukan lisolisasi dengan bekerjasama dinas pertamanan guna membersihkan lingkungan.

Disebutkannya, faktor penyebab utama diare menyebar di daerah banjir lantaran pasokan air bersih di wilayah banjir terbilang kurang. Air sumur pun terkontaminasi karena ikut terendam banjir sehingga tidak bisa dikonsumsi untuk minum.

“Begitu pascabanjir kita akan lakukan lisolisasi guna membersikan lingkungan.  Kita juga akan lakukan fogging untuk membersikan lalat dan nyamuk sehingga bisa menghindarkan masyarakat dari diare dan demam berdarah. Beberapa pasien yang ditangani memang mengalami diare. Tapi keluhan paling banyak, warga mengalami gatal-gatal dan flu," Dien mengatakan.

Selain itu, Dinas Kesehatan DKI juga mengimbau agar warga menggunakan cairan pembersih lantai untuk membersihkan lantai yang terendam banjir. Untuk mencegah kuman-kuman yang menempel di lantai berkembang biak.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI tercatat pada periode 31 Oktober hingga 8 November 2011, sebanyak 282 pasien korban banjir yang ditangani. Kemudian 26 pasien diantaranya mengalami diare.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved