Breaking News

KAI

Doa di WC dan Pacaran

Pada beberapa rumah yang pernah saya kunjungi, saya menemukan kamar mandinya bersatu dengan jamban (WC)

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Doa di WC dan Pacaran
Muslim Ibrahim

Bapak Ustadz yang mulia, saya mempunyai beberapa masalah:
1. Pada beberapa rumah yang pernah saya kunjungi, saya menemukan kamar mandinya bersatu dengan jamban (WC): a. Bila kita berwudhuk di kamar tersebut, bagaimana dengan lafadh niatnya sedangkan dalam WC dilarang menyebut nama Allah SWT; b. Apakah suatu niat kita mesti di lafadh atau cukup ditasydit (di-tashdiq) dalam hati saja?

2. Bila kita sedang buang hajat(air besar) didalam jamban, tiba-tiba terdengar suara azan dan hati kita mengikutinya, tapi tidak dilafadh secara kalam, bagaimana hukumnya? Atas jawaban Ustaz saya ucapkan banyak terima kasih.

M Razali
Lhokseumawe

JAWABAN
Sdr M Razali, yth,
Wa’alaikumus Salam, Wr. Wb.

Secara singkat pengasuh jawab sbb: 1. Tatkala kita mengayunkan langkah kaki kita memasuki khala’ (kakus) baik untuk membuang air besar ataupun air kecil disunatkan membaca “Allahumma inni A’uzubika minal khubtsi wal khabaaisi” (Ya Tuhanku! Aku berlindung dengan-MU dari semua yang kotor). Dan dikala kita sudah berada di luar, setelah qadha hajat, kita disunatkan membaca “Alhamdulillahil ladzi adz-haba ‘annil adza wa’aafaani” (Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menjadikan aku sehat).

Bila kita perhatikan dengan seksama kedua doa itu dibaca di luar tempat buang air (kakus). Sedangkan di dalam kakus kita dilarang menyebutkan nama Allah SWT, sehingga Rasulullah SAW sendiri pun membuka cincinnya kalau beliau masuk kakus, karena pada cincin stempel itu, tertulis nama Allah SWT, yaitu “Muhammadur Rasulullah”. Di sisi lain ada hadits yang menyatakan: Tidak ada shalat tanpa wudhuk dan tidak ada wudhuk tanpa menyebutkan nama Allah. (HR Bukhari dan lain-lain).

Oleh karena itu, apabila tempat buang air, terletak dalam kamar mandi ataupun membuang air kecil di dalam keupalang, maka khusus tempat buang air itu, itulah yang disebut dengan khala’, yang dilarang menyebut nama Allah SWT dalamnya. Sedangkan bagian lain di dalam kamar mandi itu sepanjang yang pengasuh ketahui adalah tempat-tempat yang tidak disebut khala’ alias tidak ada halangan untuk membaca doa-doa tersebut di atas dan tidak dilarang menyebutkan nama Allah SWT di dalamnya. Apalagi, apabila di antara khala’ (tempat buangnya) dengan bak/kamar/tempat mandi dipisahkan, walau hanya dengan dinding setengah, misalnya 50 cm tingginya, seperti yang sering kita temukan di sebagian rumah di Aceh Besar.

2. Niat ialah menyengajakan berbuat sesuatu karena Allah SWT. Kesengajaan itu tempatnya adalah didalam hati dan tidak mesti harus di lafadhkan, kecuali hanyalah untuk memantapkan persiapan niat saja. Sepanjang pengetahuan pengasuh, Lafadh niat seperti Ushalli, di-lafadh-kan semata-mata untuk gladi bersih, dan latihan terakhir sebelum niat, karena niat haruslah berbarengan dengan rukun pertama dari sesuatu, sebagimana yang telah pengasuh jelaskan dalam KAI, Jumat 7 September 1990.

3. Kita dilarang menjawab azan ataupun salam apabila kita sedang  qadha hajat besar ataupun hajat kecil. Yang demikian adalah karena Rasulullah SAW pernah diberikan salam oleh orang tatkala beliau sedang membuang air kecil, beliau menjawab salam itu, sehingga beliau selesai menyucikan dan berwudhuk. Kemudian beliau meminta maaf (HR Muslim dan lain-lain).

PERTANYAAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya sering datang ke tempat ceramah agama, baik di masjid, langgar ataupun tempat-tempat terbuka. Saya melihat pengunjungnya ada yang berpacaran, bahkan ada juga yang menstrurasi, sehingga timbul tanda tanya dalam hati saya mengenai kedudukan hukum bagi orang-orang tersebut.

Untuk itu saya selaku orang awam ingin mendapatkan penjelasan dari bapak tentang: 1. Hukum orang pacaran di tempat ceramah; 2. Hukum wanita sedang haidh mendengar ceramah, dan; 3. Hukum orang haidh masuk ke masjid. Atas penjelasannya, saya ucapkan terima kasih.

Ali Gadee
Blangpidie, Abdya

JAWABAN
Saudara Ali Gadee, yth.
Wa’alaikumus Salam, Wr. Wb.

Ketiga pertanyaan tersebut di atas, sesungguhnya sudah pernah pengasuh sampaikan jawaban melalui penanya lain beberapa waktu lalu. Namun tidak ada salahnya bila di dalam kesempatan ini pengasuh tegaskan lagi:

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved