Liputan Haji 2012
Dirjen PHU: Haji Kuota tak Terganggu Nonkuota
“Tidak ada jamaah yang tak punya kuota mengganggu jamaah kuota,”
* 3 JCH Aceh Kecopetan di Mekkah
MEKKAH - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Anggito Abimayu, memastikan bahwa haji kuota tahun ini tidak akan terganggu oleh haji nonkuota ketika di Arafah dan Mina karena yang berhak menempati maktab-maktab adalah haji berkuota.
“Tidak ada jamaah yang tak punya kuota mengganggu jamaah kuota,” kata Anggito saat menyampaikan pembekalan umum terhadap sekitar 200 petugas pengawas katering dan penempatan menyongsong pelaksanaan rukun haji di Arafah-Muzdalifah dan Mina, di Mekkah, Jumat (19/10) malam WAS atau Sabtu WIB.
Tahun ini, katanya, jumlah jamaah nonkuota memang relatif lebih sedikit dibanding tahun lalu. Namun, walau demikian, lanjutnya, petugas harus dapat mengatasi masalah di lapangan karena haji koutalah yang memiliki hak atas maktab-maktab di Mina.
Sebelumnya, Menag Suryadharma Ali, mengatakan, pihaknya akan menyurati Kedubes Arab Saudi di Jakarta agar lebih selektif memberikan visa haji terhadap haji yang tergolong klasifikasi nonkuota. “Haji nonkuota adalah haji yang visanya diberikan oleh pihak Arab Saudi, tetapi tidak melalui kuota resmi lewat Kementerian Agama,” katanya di Mekkah, Kamis (18/10) lalu.
Eksesnya di lapangan, banyak haji nonkuota itu yang menempati maktab-maktab yang dirancang untuk ditempati haji resmi yang diurus oleh Misi Haji Indonesia Kementerian Agama RI di Arab Saudi. Pihak haji berkuota yang berhak menempati maktab yang telah disediakan hanya dapat menyampaikan keluhan atas ketidaknyamanan tersebut.
Mengaku dicopet
Sementara itu, Helmi Hass dari Mekkah, Sabtu (20/10) kemarin melaporkan, tiga JCH Aceh dari Kloter 3 dan 8, mengaku dicopet di Mekkah. Kasus pertama terjadi beberapa hari lalu terhadap JCH Kloter 3 atas nama Siti Aminah dan temannya. “Saat turun dan hendak membayar ongkos taksi, dompet berisi uang miliknya dirampas oleh seseorang dan pelaku langsung melarikan diri,” katanya.
Berdasrkan laporan yang diperolehnya dari A Muthaleb, seorang JCH Aceh asal Langsa, jumlah uang tunai kedua JCH asal Kota Langsa yang dicopet itu sekitar Rp 13 juta. “Sekarang ini, untuk biaya hidup sehari-hari selama berada di Mekkah, kami bantu bersama,” katanya mengutip keterangan Muthaleb.
Ia menambahkan, kejadian fatal menimpa JCH lainnya. Seorang JCH sempat dibawa lari lalu diturunkan jauh dari tempat kejadian pertama. dalam keadaan sedih keduanya kembali ke hotel dengan berjalan kaki.
Sedangkan kasus kedua terjadi, Jumat (19/10) yang menimpa Ridwan dari Kloter 8 asal Banda Aceh. Usai Shalat Jumat, Ridwan ke Mall Bin Dawood untuk beli makan siang, saat itu ia buka dompet dan mengambil uang satu lembar 500 Riyal (Rp 1,3 juta) lalu sisa kembalian dari beli makanan dimasukkan lagi ke dompet. “Ketika itu ada terasa dompet saya diambil. Tapi saya bingung seperti kena hipnotis,” ujarnya.
Terkait banyaknya copet yang datang dari berbagai negara, polisi Arab Saudi memeriksa setiap orang yang dicurigai terutama yang ingin masuk ke Masjidil Haram. Setiap hari selama polisi Arab Saudi merazia Taxi gelap dan yang melanggar langsung di giring ke lapangan di dekat Arafah.(ant/swa)