Liputan Haji 2012
14 Jam JCH Tertahan di Muzdalifah
Dalam masa yang menjemukan itu, jamaah berada di tengah padang pasir dari malam hingga pagi hari
Seorang jamaah kloter 2, H Muhammad AR, kepada Serambi dari Mekkah, Jumat (26/10) mengaku mereka berangkat dari Arafah dan tiba di Muzdalifah sekitar pukul 20.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Sepanjang malam mereka berada di tempat itu. Malah sampai pukul 07.OO WAS atau sekitar pukul 11.OO WIB mereka pun masih berada di Muzdalifah. “Kami Muzdalifah sangat lama, kami ditelantarkan,” lapor Muhammad AR.
Lama menunggu jemputan membuat JCH tidak sabar menunggu. “Mohon bantuan untuk menginformasikan pada pihak terkait di Banda Aceh bahwa kami telantar begitu lama di Muzdalifah,” ucap Muhammad AR.
Koordinator Humas Haji Aceh, Darwin SE mengaku sudah mendapat laporan tentang adanya jamaah haji asal Aceh Utara yang tertahan di Muzdalifah. “Tapi pukul O9.OO WAS, JCH sudah diberangkatkan ke Mina,” kata Darwin.
Semenara itu, dari kloter 8 diinformasikan bahwa jamaah haji di kloter ini sangat khidmat melakukan tawaf. “Wukuf di Arafah berlangsung khidmat bercampur isak tangis saat khutbah wukuf disampaikan Abi Ibnu Sakdan dari Matangkuli, Aceh Utara. Khatib memaparkan tentang makna kehadiran jamaah di Arafah,” lapor anggota JCH Kloter 8, H Helmi Hass.
Ia mengutip syarahan Abi Ibnu Sakdan bahwa saat jamaah haji datang ke Tanah Haram, sangat banyak nikmat yang sudah diberikan Allah kepada kita, hamba-Nya. “Lalu di tengah dosa yang pernah kita perbuat, mampukah kita membalas nikmat yang diberikan Allah sepanjang umur kita?” ujar Abi Ibnu Sakdan, seperti dikutip H Helmi Hass, mantan wartawan Serambi Indonesia.
Layanan lebih baik
Dari Arafah dilaporkan, ibadah wukuf berjalan lancar dan pelayanan transportasi jauh lebih baik dari tahun lalu. Demikian dikatakan Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi, Syaerozi Dimyati di Arafah.
Sementara pada pelayanan lain, seperti katering, kesehatan, dan pelayanan umum juga berjalan baik.
Syaerozi menjelaskan, seusai Magrib pada Kamis malam, jamaah Indonesia bersama jamaah dunia lainnya mulai berangkat ke Muzdalifah. Jalan raya menuju Muzdalifah tampak padat dengan iringan bus yang harus antre.
Sementara, jumlah jamaah yang wafat di Arafah empat orang, tapi tidak seorang pun berasal dari Aceh. (swa/ant)