Breaking News

Liputan Haji 2012

Salah Ketik di Masjidil Haram

SERASA masuk di masjid di Tanah Air ketika menemukan berbagai macam pengumuman dan instruksi dalam bahasa Indonesia

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Salah Ketik di Masjidil Haram
Dahlan Dahi
* Catatan Wartawan Serambi, Dahlan Dahi, dari Mekkah (2)

SERASA masuk di masjid di Tanah Air ketika menemukan berbagai macam pengumuman dan instruksi dalam bahasa Indonesia. Tidak. Ini Masjidil Haram, masjid yang di dalamnya terdapat pusat kiblat umat Muslim di seluruh dunia, Ka’bah.

Ada satu instruksi yang sangat mencolok di dalam Masjidil Haram. Instruksi itu dibuat dalam tiga bahasa: Arab, Inggris, dan Indonesia. Yang versi bahasa Indonesia seperti ini: “Harap tidak untuk duduk di jalan”. Ini terjemahan dari bahasa Inggris, “Please don’t sit in the path way”.

Maksud perintah itu adalah melarang jamaah duduk di jalur ke luar-masuk di dalam masjid demi menjamin kelancaran arus jamaah. Jalur itu ditandai dengan semacam karet yang dibentangkan di sepanjang jalan atau “path way”.

Pengelola Masjidil Haram (juga di Masjid Nabawi) mengelompokkan jamaah dalam satu kelompok besar, yang biasanya dipisahkan oleh sekat atau tali. Kira-kira satu kotak--yang dipatok berdasarkan tiang-tiang masjid--memuat lebih seribuan jamaah. Ada ribuan bahkan belasan ribu kotak seperti ini.

Di antara kotak tersebut terdapat apa yang disebut “path way”. Di sanalah jamaah dilarang keras duduk. Bila berani mencoba, pengelola masjid tidak akan segan-segan berteriak “Ya, Hajj, ayo berdiri”.

Kadang saya tersenyum ketika petugas masjid atau askar (tentara) mengatur jamaah dengan menyerukan, “Ayo Haji, jalan, jalan” kepada jamaah non-Indonesia. Saya melihat muka-muka mereka dari India, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, atau Srilangka. Mereka mengira mereka dari Indonesia.

Jamaah haji Indonesia, yang jumlahnya lebih dari 200 ribu orang (dari sekitar tiga juta jamaah), tentu segera memahami instruksi tersebut. Namun ada juga yang coba-coba melanggar bila sudah tidak lagi menemukan tempat shalat. Tapi, tidak lama kemudian, biasanya, pengelola masjid akan datang dan mengarahkan jamaah untuk duduk di tempat yang dibolehkan.

Mencari tempat duduk untuk shalat di Masjidil Haram pada musim haji seperti ini bukan perkara mudah. Agar bisa mencari tempat dengan leluasa, jamaah biasanya sudah berada di Masjidil Haram setidaknya satu jam sebelum shalat dimulai.

Pada shalat subuh, magrib, dan isya harus datang lebih cepat lagi. Maklumlah, jamaah membludak. Sebaiknya datang dua jam sebelum shalat dimulai.

Senang rasanya melihat bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengumuman dan instruksi di Masjidil Haram maupun Nabawi. Hanya saja, beberapa pengumuman dalam bahasa Indonesia seringkali salah ketik. Di Masjidil Haram, misalnya, larangan duduk di “path way” ada yang ditulis dengan benar namun ada juga yang salah.

Kata-kata “dilarang duduk” ada yang bertulis “Dilarang dudok ...” Saya sempat mengira “dilarang (menjadi) duda”.(*)

---------
Saksikan konser kemanusian untuk Rakyat Palestina bersama Fadly (Padi), Sulis (Cinta Rasul), Tim Nasyid Izzatul Islam dan Rafli Kande, 18 November 2012 di AAC Dayan Dawood.
Infaq dapat juga disalurkan melalui Rek BSM Nomor 707 555 6661 a.n KNRP Aceh | Info: 0877 4757 6844.

Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) Aceh adalah lembaga kemanusian yang peduli permasalahan Masjid Al-Aqsa dan isu kemanusian rakyat Palestina.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved