Serambi Property

BTN Ajak Perusahaan Bangun Rumah

Bank Tabungan (BTN) Banda Aceh mengajak seluruh perusahaan swasta untuk mempermudah penyediaan rumah untuk para pegawai

Editor: bakri

Demikian juga untuk perhitungan rumah lain, dimana antara DP dengan harga rumah dikurangi, sisanya diangsur ke bank. Artinya, jika masa pinjaman lebih lama, maka cicilan juga kecil, sebaliknya lebih besar.

Seperti pengembang CV Hadrah membangun rumah type 45 m2 dengan harga Rp 260 juta/unit. Di kawasan Pango, juga seputaran Ulee Kareng, juga sedang dibangun perumahan Vila Raja Fauna dengan type 36 m2 Rp 120-Rp 150 juta/unit dan 45 m2 Rp 260-280 juta/unit.

Jika mengambil rumah berharga Rp 120 juta, maka DP hanya Rp 36 juta dan cicilan selama 25 tahun, Rp 785 ribu/bulan. Demikian juga untuk rumah lainnya di kawasan Banda Aceh. Tetapi, rumah termurah tetap yang dibangun BS Property di Blang Bintang dan Jantho, Aceh Besar. Dengan Dp hanya Rp 8,8 juta, cicilan selama 10 tahun tidak lebih dari Rp 800 ribu/bulan.

Sementara, pengembang PT Matahari Cipta membangun dua type, yakni 54 m2 Rp 275 juta dan 60 m2 Rp 295 juta/unit. Di kawasan Keutapang, juga terdapat perumahan Grand Minimalis dengan type 45 m2 Rp 250 juta/unit.

Untuk kawasan Ajun Jeumpet, juga terdapat Perumahan Pesona Alam Raya Hijau dengan tiga type, 45-6-80 m2 dan harga antara Rp 280 juta sampai Rp 320 juta/unit.

Sedangkan bagi warga pantai barat-selatan Aceh juga bisa memiliki rumah melalui KPR BTN Banda Aceh. Untuk kawasan Meulaboh, terdapat perumahan Griya Mahoni yang membangun dua type, 45 m2 Rp 160 juta dan 70 m2 Rp 250 juta.

Untuk kawasan tengah Aceh, juga terdapat Perumahan Ketor Gayo Indah dengan type 45 m2, tetapi harga berkisar Rp 150 - Rp 180 juta/unit. Demikian juga perumahan Pegasing Indah, juga type 45 m2, harga antara Rp 150 - 180 juta/unit. Sedangkan kawasan Langsa, Aceh Timur terdapat Griya Salihin IV dengan type 36 Rp 120 juta/unit.(muh)

Ini Dia, Kiat Membeli Rumah Murah
Rumah telah menjadi kebutuhan paling pokok manusia, namun masih banyak orang yang belum mendapatkan rumah layak huni dengan harga sangat terjangkau dan ditopang bantuan pemerintah.

Sebenarnya, kebutuhan rumah yang layak huni terus bertambah setiap tahun dengan indikator adanya pertumbuhan ekonomi yang stabil, daya beli meningkat, serta pertambahan penduduk.

Pemerintah melalui Kemenpera terus berupaya mencari  jalan keluar untuk mencari solusi terbaik bagi masyarakat. Awalnya, pemerintah menerapkan subsidi uang muka dan selisih bunga kredit. Tetapi beberapa tahun kemudian, suku bunga mengikuti pasar yang dilakoni BTN.

Saat ini, pemerintah menerapkan sistim FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan), sebagai pengganti skema lama.  FLPP ini dirancang untuk membuat besaran angsuran harga rumah tidak bertambah besar, tetapi tetap sampai angsuran terakhir.  FLPP ini hanya berlaku untuk rumah murah dengan harga Rp 88 juta/unit, seperti ditetapkan pemerintah.

Sedangkan untuk rumah dengan harga di atasnya, pemerintah menerapkan sistim selisih bunga kredit lebih kecil dari pasar pada tahun pertama dan kedua angsuran. Pada tahun ketiga, suku bunga berdasarkan yang berlaku di pasar, yang berarti angsuran bisa turun atau juga naik, seperti diterapkan BTN saat ini.

Berbicara rumah murah, untuk ibu kota Provinsi Aceh, Banda Aceh , tidak ada lahan yang sesuai. Hal seiring harga tanah telah melambung sejak sejumlah lembaga dunia hadir untuk membantu membangun kembali  kawasan ini yang porak-poranda diterjang tsunami 26 Desember 2004.

Kalaupun ada, rumah di pesisir Banda Aceh yang notabene rumah bantuan lembaga asing yang harus dibeli secara tunai. Di kawasan Kajhu, Aceh Besar yang berjarak sekitar 8 km dari pusat Kota Banda Aceh terdapat sejumlah rumah yang tidak dihuni para pemiliknya dengan berbagai alas an. sebagian trauma dengan gempa 9,0 SR disusul terjangan gelombang air laut setinggi di atas 20 m, lainnya sudah membeli rumah yang jauh dari pesisir.

Di kawasan ini, dapat dicari rumah dengan harga dibawah Rp 100 juta, kalau beruntung , cukup hanya Rp 40-Rp 60 juta saja. Tetapi, satu hal yang mengganjal selama ini, setiap gempa besar, warga pesisir harus waspada, karena tsunami tidak bisa diduga.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved