Serambi MIHRAB

Ibnu Rusyd, Si Jenius dari Andalusia

IBNU Rusyd yang bernama lengkap Abu Walid Muhammad bin Rusyd adalah seorang ilmuwan muslim yang cerdas

Editor: bakri

Di bidang Fisika, Ibnu Rusyd telah mengajukan konsep-konsep kinetika jauh sebelum Isaac Newton lahir (1642-1727 M). Tiga serial bukunya yang telah diterjemahkan dengan judul Short Commentary on the Physics, Middle Commentary on the Physics, dan Long Commentary on the Physics, memberikan rumusan gaya terkait dengan massa, sebagaimana yang diajukan oleh Newton dengan hukum mekanikanya beberapa ratus tahun kemudian. Ibnu Rusyd adalah fisikawan pertama yang mengajukan konsep inersia dalam kinetika.

Dalam ilmu Astronomi, Ibnu Rusyd sudah berpikir tentang perputaran benda-benda langit yang berbentuk bola dan saling berputar di dalam orbit. Ia juga memberikan penjelasan ilmiah tentang fenomena bintik matahari, dan warna buram dari permukaan Bulan sebagai satelit Bumi. Ini jauh sebelum Galileo Galilei (1564-1642 M) yang dianggap sebagai Bapak Astronomi oleh dunia Barat.

Di bidang filsafat, Ibnu Rusyd (1126-1198 M) mengritisi Al Ghazali (Algazel, 1058-1111 M) lewat karya fenomenalnya: The Incoherence of the Incoherence (Tahafut al-Tahafut). Karya Al Ghazali yang dikiritisinya adalah Incoherence of the Philosophers (Tahafut al-falasifa) yang juga merupakan karya puncak di zamannya. Oleh sebagian umat Islam, Ibnu Rusyd dianggap sebagai ulama yang berpikiran sekuler dalam hal pemahaman keislaman.

Ia menggunakan pendekatan logika dan rasionalitas yang kelak menjadi dasar bagi berkembangnya sains dan teknologi modern. Ini berbeda dengan Al Ghazali yang lebih bertumpu kepada filsafat dan akhlak yang menjurus kepada sufisme dan mistisisme. Ia juga tertarik pada gagasan al-Farabi tentang logika.

Ibnu Rusyd adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani. Di bidang ilmu agama, ia menghasilkan sejumlah karya, seperti Tahafut at-Tahafut, sebuah kitab yang menjawab serangan Abu Hamid al-Ghazali terhadap para filosof terdahulu. Sebagai seorang ahli ilmu agama dan filsafat, Ibnu Rusyd dianggap cukup berhasil mempertemukan hikmah (filsafat) dengan syariat (agama dan wahyu).

Semasa hidupnya, Ibnu Rusyd menghasilkan sekitar 78 karya, yang semuanya ditulis dalam bahasa Arab. Kini, sejumlah karyanya tersimpan rapi di perpustakaan Escurial, Madrid, Spanyol.

Tidak banyak yang mengetahui kalau Ibnu Rusyd pernah hidup dalam pembuangan. Ia pernah dibuang di Lecena, Spanyol, karena dianggap murtad dan menghina kepala negara. Ia juga pernah dibuang ke Marako karena difitnah oleh seseorang, sampai ia menghembuskan nafas terkahirnya di kota ini.

Ibnu Rusyd wafat pada 595 Hijriyah (1198 M) di kota Marakis, Maroko. Jenazahnya kemudian dibawa ke Andalusia dan dimakamkan di sana. (dari berbagai sumber/asnawi kumar)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved