Satlantas Tembak Ban Pengendara Ugal-ugalan
Anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Satlantas Polres) Bireuen, Selasa (10/2) kemarin terpaksa menembak ban
BIREUEN – Anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Satlantas Polres) Bireuen, Selasa (10/2) kemarin terpaksa menembak ban depan mobil Avanza yang dikendarai seorang pria di ruas jalan nasional Geulanggang Teungoh Kota Juang, Bireuen. Ban mobil itu ditembak karena pengemudinya nekat menerobos lampu merah dan mengendara ugal-ugalan, sehingga hampir menabrak sejumlah kendaraan, bahkan anggota Satlantas yang berupaya menyetopnya.
Pria itu berbicara ngawur. Saat mengemudi, hanya memakai singlet dan celana panjang. Ia diamankan petugas bersama warga dan akhirnya dibawa ke Mapolres Bireuen untuk pengusutan lebih lanjut.
Diperoleh informasi, mobil Toyota Avanza BL 395 JF yang ia kendarai itu datang dari arah Takengon, Aceh Tengah. Sesampai di Simpang Empat Bireuen, pria itu bukannya menunggu traffic light berubah hijau, tapi ia malah mengambil jalan pintas ke arah yang salah dan langsung bergerak ke timur, tanpa melewati bundaran simpang empat.
Melihat kendaraan itu melaju ke arah yang salah dan hampir menabrak sejumlah kendaraan, lalu seorang anggota Satlantas mengejarnya. Setiba di persimpangan Desa Geulanggang Teungoh, mobil itu masuk lorong dan hampir bertabrakan dengan sejumlah pengendara. Lalu berputar lagi ke ruas jalan nasional.
Anggota Satlantas, Aipda Hendrik, berupaya menyetop mobil tersebut. Pengemudinya langsung turun seraya berkata, “Anda tidak kenal saya ya?”
Sejurus kemudian, pria yang belakangan diketahui bernama Bustami (30), warga Krueng Simpo, Kecamatan Juli, Bireuen, itu bergegas naik mobil lagi dan hendak menabrak Aipda Hendrik. Saat itu terlihat di dalam mobil ada dua penumpang.
Melihat sikap si sopir yang tak bersahabat, seketika itu juga satu tembakan dilepaskan Hendrik ke ban kiri mobil tersebut. Bustami pun bergegas turun dan melawan. Lalu anggota Satlantas itu menyergapnya. Tapi Bustami berhasil lepas dan menantang petugas untuk adu jotos.
Anggota Satlantas yang masih seorang diri itu pun melepaskan tembakan ke udara, namun pria bersinglet itu terus melawan.
Anggota Satlantas lainnya bernama Brigadir Dedi Sunandar tiba di lokasi dan berusaha menangkap pelaku. Bustami malah memukul wajah Brigadir Dedi.
Pria itu pun lepas lagi, lalu sejumlah warga turun tangan membantu untuk menangkapnya dengan menjatuhkan tubuhnya ke badan jalan. Badannya pun diimpit, lalu kedua tangannya diborgol.
Meski sudah tertangkap, tapi pria itu tetap saja melawan dan mengaku bernama Mahi. “Saya Mahi, mayat hidup,” ucapnya bernada ngawur.
Beberapa anggota Polres Bireuen segera membawa pria yang mengaku bernama “Mahi” itu ke Polres Bireuen bersama dua rekannya di dalam mobil yang terheran-heran melihat tingkahnya.
Avanza yang tadinya dia kendarai pun ditarik ke Mapolres Bireuen. Menurut rekannya bernama Jufri Saputra (21), warga Krueng Simpo, Bireuen, maupun Jamal (20), warga Aceh Selatan yang berada di dalam mobil itu, mereka merupakan sales salah satu produk rumah tangga. Jumlah mereka enam orang dan hendak kembali ke Langsa.
Kemarin malam, Bustami minta izin pulang ke rumahnya di Krueng Simpo. Paginya ia berangkat ke Bireuen menjemput rekan-rekannya (Jufri dan Jamal) yang saat kejadian sudah berada dalam mobil. Sedangkan tiga teman lainnya belum sempat dijemput.
“Saya bingung melihat tingkahnya pagi ini. Namanya Bustami, tapi dia minta dipanggil Mahi (mayat hidup),” ujar Jufri yang juga ikut dimintai keterangan di Mapolres Bireuen kemarin.