Berikut Kilas Balik Tragedi Hiroshima 70 Tahun Silam
Hingga akhir Desember 1945, pemerintah kota Hiroshima mengumumkan 140.000 orang meninggal seketika...
Kerusakan yang amat parah membuat banyak orang memperkirakan kota tersebut tidak akan pernah pulih, pepohonan yang rusak tidak akan tumbuh dalam 75 tahun, tetapi penduduk kota yang berjiwa tangguh, segera pulang dari tempat mengungsi dan kembali membangun kotanya ketika keadaan sudah memungkinkan, demikian tertulis pada buku "The Outline of Atomic BombDamage in Hiroshima".
Selain membangun kembali kehidupan, Kota Hiroshima juga membangun Taman Perdamaian di bekas lokasi pusat kerusakan, dilengkapi dengan museum, taman doa, monumen perdamaian anak dan banyak sekali monumen yang didekikasikan kepada orang-orang yang dianggap berjasa dalam proses pertolongan.
Bangunan bekas Balai Pameran Industri Hiroshima, salah satu ikon kota itu dengan bentuk atap kubah yang unik, dipugar dengan membiarkan sisa kerusakan yang membuat gedung itu bagai "kerangka" menjadi penanda keganasan perang.
Bangunan tersebut kini dijuluki sebagai Kubah Bom Atom dan menjadi warisan Pusaka Dunia UNESCO sejak 1996.
Taman Perdamaian Hiroshima hingga saat ini menjadi daya tarik kota, banyak wisatawan khususnya pelajar yang mengunjungi tempat tersebut untuk belajar sejarah dan berdoa.
"Ketika berada di Taman Perdamaian Hiroshima saya menyadari betapa dahsyat serangan bom itu, saya bahkan menangis ketika memasuki museum dan melihat benda-benda peninggalannya," kata Arif, pemuda asal Jawa Timur yang pernah mengikuti program magang kerja di Jepang.
Berbeda dengan perkiraan sebelumnya, pepohonan cemara tumbuh subur dan berwarna hijau abadi di atas lahan tersebut, berdampingan dengan pepohonan yang lain dan penataan taman yang indah, sudah mengubur sisa kerusakan yang pernah terjadi, tetapi taman kenangan menjadi penanda, bahwa senjata nuklir harus dijauhkan dari manusia.
"Kami giat berkampanye antisenjata nuklir, bahkan kepada para pengunjung juga kami sampaikan," kata perempuan paruh baya yang menjadi relawan sebagai pemandu di Taman Perdamaian.(Aditia Maruli)