Cakrawala
Ketua PDUI Aceh: "Home Visit" Tak Segampang yang Dibayangkan
"Idealnya 1 dokter menangani 2.500 pasien. Namun kenyataan di daerah bisa jauh berbeda...
Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Insiden pelemparan jagung rebus terhadap dr Suryani di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng, Bireuen beberapa waktu lalu masih menjadi pembahasan hangat mengawali minggu ini. Terbaru, Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Aceh, dr Rais Husni Mubarak menilai program home visit masih sulit diberlakukan di daerah, sebab jumlah dokter yang masih terbatas.
"Idealnya 1 dokter menangani 2.500 pasien. Namun kenyataan di daerah bisa jauh berbeda, bahkan ada yang menangani lebih dari 5.000 pasien. Bagaimana home visit ke 5.000 pasien? Tak segampang yang dibayangkan," Ujarnya.
Dia berharap setiap pihak saling menghargai profesi masing-masing, agar insiden seperti di Bireuen itu tak kembali terulang. Selain itu, dr Rais juga menyatakan dukungan kepada dokter Suryani dengan mengatakan tindakan Suryani sesuai prosedur.
"Apa yang telah dilakukan dr Suryani sudah sesuai prosedur. Seorang dokter tak boleh sembarang kasih rujukan, dia harus tahu riwayat pasien apa, agar diagnosanya dapat dipertanggung jawabkan. Justru kalau dia memberikan itu namanya kelalaian," tandas dr Rais.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Safaruddin SH yang dimintai tanggapannya terkait kasus ini mengatakan, banyak dokter di Aceh yang berperilaku tidak baik, sehingga acapkali menyulitkan masyarakat ketika berobat.
"Sebenarnya apa sih susahnya keluarkan rujukan? Apa keluarkannya itu pakai duit dia (dokter)? Saya sering mendapat kasus serupa, bahkan bukan cuma dilempar dengan jagung, tapi ditodong pakai pistol," ulasnya.
Safaruddin membantah anggapan bahwa masyarakat sudah berlaku seenaknya dan tak menghormati profesi dokter. "Justru sebaliknya, masyarakat sangat hormat dengan dokter karena membutuhkannya setiap saat. Saya berharap, jadi dokter itu harus memberi solusi, tidak sekaku itu menjalankan aturan dan memperlakukan pasien," imbuhnya.
Dalam program Cakrawala edisi Senin 24 Agustus 2015, tim mengangkat topik Salam Serambi "Perbaiki Pola Komunikasi agar Dokter tak Dikasari". Hadir di studio SerambiFM, Redpel Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika. Sementara talkshow dipandu oleh Nico Firza.
Yarmen mengatakan, berita terkait pelemparan dokter itu menarik dibahas sebab berhubungan langsung dengan masyarakat. "kondisi seperti ini kerap dialami masyarakat di daerah. Yang jelas kita mendorong agar komunikasi dokter dan pasien dapat diperbaiki," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang penelepon Cakrawala, Anwar di Sabang menilai dalam hal ini kedua belah pihak sama-sama salah. "Intinya masyarakat jangan arogan, tapi dokter juga harus bijaksana," pungkasnya. (*)