Breaking News

Lipsus

Kebiri, Sanksi untuk yang Kalah Perang

PRAKTIK pengebirian (kastrasi) sebetulnya bukan wacana baru

Editor: bakri
ILustrasi 

PRAKTIK pengebirian (kastrasi) sebetulnya bukan wacana baru. Ia sudah dilakoni manusia beradab-abad silam. Sebelum ditemukan bahan kimia untuk menghilangkan fungsi testis pada jantan atau fungsi ovarium pada betina, praktik kebiri dilakukan dengan cara membedah skortum (buah zakar). Hilangnya testis yang berarti hilangnya pula hormon testosteron mengurangi hasrat seksual, obsesi, dan perilaku seksual.

Kebiri yang dalam bahasa Acehnya gasi, dapat dilakukan baik pada hewan ataupun manusia. Di Aceh banyak kambing jantan atau ayam jago yang digasi. Setelah itu, pertumbuhan massa ototnya akan sangat pesat. Hewan yang digasi biasanya tumbuh bongsor dan jangkung.

Tapi di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan, Afrika, dan Asia Timur, kebiri tidak saja dilakukan terhadap hewan piaraan, tapi juga manusia.

Pada masa purba bahkan, pengebirian juga melibatkan pemotongan seluruh alat kelamin pria, baik testis sekaligus penisnya. Tapi praktik ini sangat berbahaya dan kerap mengakibatkan kematian akibat pendarahan hebat atau infeksi, sehingga dalam beberapa kebudayaan seperti Kekaisaran Byzantium, pengebirian disamakan dengan hukuman mati. Pemotongan hanya testisnya saja akan mengurangi risiko kematian.

Kebiri kadang kala dilakukan atas dasar alasan keagamaan atau sosial pada budaya tertentu, sebagai tindakan bedah dan atau menggunakan bahan kimia yang bertujuan menonaktifkan fungsi testis pada pria tertentu.

Sebagaimana dicatat Wikipedia, setelah peperangan, pemenang biasanya mengebiri dengan memotong penis dan testis mayat prajurit yang telah dikalahkan sebagai tindakan simbolis “merampas” kekuatan dan keperkasaan mereka.

Laki-laki yang dikebiri disebut kasim. Para kasim biasanya dipekerjakan dan diterima pada kelas sosial istimewa dan biasanya menjadi pegawai birokrasi atau rumah tangga istana: khususnya harem.

Pengebirian juga muncul dalam ritual keagamaan. Sementara beberapa agama seperti Yahudi sangat melarang praktik ini.

Kitab Imamat, misalnya, secara khusus melarang orang kasim atau yang alat kelaminnya cacat untuk masuk menjadi biarawan Katolik, sebagaimana tradisi sebelumnya melarang hewan kebiri untuk dijadikan kurban.

Dalam sejarah Tiongkok, versi Wikipedia, kasim atau disebut sida-sida, memegang kekuasaan yang cukup besar di istana, terkadang merebut kekuasaan dari kaisar yang sah, seperti disebutkan dalam sejarah Dinasti Han, dan masa menjelang akhir dinasti Ming. Peristiwa yang sama juga dilaporkan terjadi di Timur Tengah.

Tapi dalam perkembangan berikutnya, pembedahan untuk mengangkat kedua testis atau pengebirian secara medis pernah dilakukan sebagai prosedur pengobatan kanker prostat. Pengobatan dengan mengurangi atau menghilangkan asupan hormon testosteron--baik secara kimia ataupun bedah--biasanya dilakukan untuk memperlambat perkembangan kanker. Demikianlah sekilas riwayat kebiri. Namun, istri Gubernur Zaini Abdullah, Ny Niazah A Hamid, tidak setuju jika pemerkosa di Aceh dikebiri, karena itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Menurut Niazah, sebagaimana dikutip merdeka.com, pemerkosa anak, selain dihukum penjara, lebih baik dibina. (dik/wikipedia)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Korban Nova Buat Halaman di Facebook

 

Mengintip Proyek Masjid Raya

 

Realisasi Fisik 55 Persen

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved