Lipsus

Aceh Utara Ranking Teratas

Dari 85 kasus HIV/AIDS yang ada di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, 13 di antaranya

Editor: bakri

Dari 85 kasus HIV/AIDS yang ada di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, 13 di antaranya adalah ibu rumah tangga, sedangkan lima orang lagi anak-anak yang berumur 17 tahun ke bawah.

Ibu rumah tangga dan anak-anak ikut terjangkit, akibat perbuatan berisiko yang sebelumnya telah dilakukan suami atau ayah mereka.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, dr Makhrozal menjelaskan, total kasus HIV/AIDS di Aceh Utara saat ini 54 kasus, 21 orang di antara penderita sudah meninggal. Sedangkan selama tahun 2015 (hingga November) ini juga ditemukan tujuh kasus. Berarti, temuannya lebih meningkat dari tahun 2014 yang hanya empat kasus.

Untuk jumlah penderita yang dirawat, sebut Makhrozal, tidak ada rawat inap. Namun, semua penderita mendapatkan rawat jalan, walaupun perawatan bukan untuk penyembuhan, melainkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh.

Di samping itu, dari total jumlah penderita, sembilan di antaranya adalah ibu rumah tangga. Di mana ibu-ibu tersebut tertular dari suaminya. “Di samping juga ada lima anak-anak yang juga diduga tertular dari orang tuanya,” ulas Makhrozal.

Sedangkan penyebab HIV/AIDS terbesar di Aceh Utara, sampai saat ini masih didominasi pemakaian narkoba suntik, lalu akibat seks bebas. Upaya membendung penyakit yang mematikan tersebut, menurut dr Makhrozal, pihaknya begitu aktif melakukan sosialisasi, terutama kepada remaja. Para remaja dibekali akan bahaya HIV, cara mencegah, dan cara memutuskan mata rantai. “Untuk pandangan masyarakat Aceh Utara tentang HIV/AIDS untuk sekarang sudah mulai membaik dari tahun-tahun sebelumnya. Dulunya mayoritas masyarakat malah menjauhi penderita HIV. Tapi kalau sudah banyak yang mengerti, kalau yang perlu dijauhi adalah penyakitnya, bukan penderitanya,” papar Makhrozal.

Sedangkan dukungan Pemkab Aceh Utara dalam membendung HIV/AIDS, menurut Makhrozal, sekarang sudah sangat maksimal, baik dari segi finansial maupun fasilitas medis.

Sebuah pengalaman miris diceritakan Makhrozal, terjadi tahun 2011. Seorang anak berumur sebelas tahun menderita sakit keras. Karena curiga, akhirnya dites darahnya dan ternyata positif AIDS. “Anak itu berasal dari keluarga miskin, sedangkan sebelum meninggal anak tersebut tinggal bersama neneknya, lantaran kedua orang tuanya telah meninggal duluan,” kata Makhrozal.

Sementara itu, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Lhokseumawe mendata, jumlah penderita HIV/AIDS di Lhokseumawe 31 orang. Untuk tahun 2015 sudah ditemukan lima kasus baru yang berarti meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya empat kasus. “Sedangkan dari seluruh penderita tersebut, 13 orang di antaranya sudah meninggal. Yang tersisa sekarang 18 orang,” ujar Sekretaris KPA Lhokseumawe, Miswar.

Di samping itu, dia mengakui, saat ini yang melakukan perawatan secara rutin hanya delapan orang. Sedangkan sepuluh orang lagi, loss contact. “Sudah kita upayakan untuk berobat, tapi para penderita tersebut tetap tidak peduli,” ujar Miswar.

Menurut Miswar, dari jumlah penderita tersebut, empat orang di antaranya adalah ibu rumah tangga. Sedangkan penyebab ibu rumah tangga mengidap HIV, akibat tertular dari suaminya. Rinciannya, dua ibu rumah tangga tertular akibat suaminya pemakai narkoba, satu lagi akibat suaminya sempat bekerja di luar daerah sehingga dicurigai sempat melakukan perbuatan berisiko di luar daerah. Sedangkan satu lagi tidak diketahui penyebabnya.

Adapun penyebab terbesar laki-laki mengidap penyakit mematikan itu, sebuat Miswar, adalah akibat homoseks. “Di urutan kedua baru narkoba dan heteroseks,” ulas Miswar.

Pihaknya membendung dengan giat melakukan sosialisasi, terutama memberi kesadaran pada masyarakat untuk secara sukarela memeriksakan di VCT-VCT yang telah disediakan di puskemas-puskesmas ataupun Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe.

Pemahaman masyarakat Lhokseumawe tentang HIV/AIDS, menurut Miswar, masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang melakukan berbagai perbuatan yang berisiko.

“Untuk dukungan pemerintah Kota Lhokseumawe untuk upaya pencegahan pastinya sudah maksimal, baik dari pendanaan ataupun fasilitas,” demikian Miswar. (bah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Korban Nova Buat Halaman di Facebook

 

Mengintip Proyek Masjid Raya

 

Realisasi Fisik 55 Persen

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved