Lipsus
Kisah Ibu Muda Pengidap HIV
Perempuan ini-–sebut saja namanya Mawar—hanya ibu rumah tangga biasa. Sejak muda Mawar merasa
Perempuan ini-–sebut saja namanya Mawar—hanya ibu rumah tangga biasa. Sejak muda Mawar merasa tidak pernah melakukan perbuatan yang berisiko. Dia bukan pengonsumsi narkoba. Tak pernah pula terseret pergaulan bebas. Bahkan untuk sekadar ganja pun Mawar tidak tahu seperti apa bentuknya.
Seperti halnya bocah perempuan lain di belantara Aceh Utara, Mawar kecil kental dengan kehidupan tradisional: Bersekolah di pagi hari, sesekali membantu ayah/ibu di sawah, dan ikut pengajian pada sore hari.
Hingga pada suatu waktu, tahun 2004, Mawar yang sudah gadis dilamar seorang pria. Bertahun-tahun hidup tenang dan damai, hingga tahun 2009 suaminya sakit keras. Dokter memvonis suaminya menderita AIDS. Pria malang ini kemudian mengembuskan napas terakhir beberapa bulan kemudian. Virus-virus yang memasuki tubuhnya sudah terlalu ganas dan berhasil menyerang seluruh sistem kekebalan tubuhnya.
Setelah suami dinyatakan positif, mau tidak mau Mawar pun harus memeriksa diri. Hasil tes menunjukkan bahwa Mawar pun sudah terinveksi HIV. “Saat mengetahui mengidap penyakit tersebut, pastinya sama seperti orang, kaget, tidak bisa menerima dan ingin menyangkal kenyataan tersebut. Namun begitu, saya tetap harus terima, sehingga saya tetap menguatkan diri,” tutur Mawar yang hanya bersedia diwawancarai Serambi melalui telepon, pekan lalu.
Di balik kegundahan yang mendera hidupnya, perempuan ini mengaku dirinya juga sangat bersyukur. Dia merasa mendapat rahmat yang luar biasa. Si buah hati yang lahir pada tahun 2006 atau tiga tahun sebelum ayahnya meninggal, dinyatakan negatif HIV/AIDS. Saat ini si anak sudah berusia sembilan tahun. “Sudah tiga kali saya tes, alhamdulillah, anak saya negatif,” ujarnya.
Dijelaskan, saat dinyatakan terjangkit virus tersebut, dia terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk bertahan hidup, termasuk terapi ARV (antiretroviral). Seiring berjalannya waktu, Mawar semakin tegar menghadapi kenyataan. Kini bahkan Mawar menjadi salah satu relawan yang ikut mengampanyekan bahaya AIDS di Aceh. Melalui harian ini, Mawar mengimbau siapa pun yang pernah melakukan pekerjaan berisiko, terutama kaum bapak, agar segera memeriksakan diri agar orang-orang yang disayangi terlindungi. “Kepada ibu-ibu hamil tidak salahnya melakukan tes. Bila ternyata terjangkit, bisa dilakukan penanganan secara dini agar virus tersebut tidak sampai tertular pada bayinya,” pungkas Mawar. (bah/sak)