Sirine Legendaris Penanda Waktu Imsak dan Berbuka
BAGI masyarakat Aceh khususnya wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, tentu tidak asing lagi
Dia tambahkan, sirine yang didengar di radio saat ini merupakan hasil rekaman, yang merupakan inisiatif Kepala Badan Penerangan Aceh pascamerdeka, Abdul Gani Mutiara. “Abdul Gani Mutiara saat itu juga menjadi kepala RRI Banda Aceh. Dia berinisiatif merekam suara sirine itu di piringan hitam, agar bisa disiarkan lewat radio dengan jangkauan lebih luas,” sebutnya, dan mengaku sirine tersebut direkam beberapa tahun setelah RRI Kutaraja didirikan.
“Rekaman suara sirine sudah ada sejak sirine belum dinaikkan ke puncak menara. RRI yang menjadi pelopor untuk merekam bunyi sirine dan diikuti Radio Baiturrahman yang baru didirikan pada 1973. Sedangkan pembangunan empat menara MRB selesai sekitar tahun 1968.
Hingga kini, raungan sirine Masjid Raya Baiturrahman masih menjadi acuan masyarakat dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Maka tak heran, ada semacam keyakinan di kalangan masyarakat Aceh--utamanya Banda Aceh dan Aceh Besar--sirine menjadi penanda waktu paling afdhal untuk berbuka maupun imsak.(eddy fitriady)