Pilkada 2017
Suara yang ‘Terlupa’ dari Hotel Prodeo
"Saya sudah merasakannya, jadi saya ingin hukum benar-benar ditegakkan, jangan hanya untuk orang-orang tertentu saja hukum ditegakkan," sebutnya.
Penulis: Subur Dani | Editor: Amirullah
Sama seperti Iskandar, ia menaruh harapan besar bagi calon gubernur Aceh, khusus calon yang ia jagokan. Pria paruh baya ini, ingin pemimpin Aceh ke depan, fokus memberantas kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja bagi pemuda-pemudi Aceh.
“Harapan kita ya pasti itu, makanya saya ingin tetap memilih, saya ingin calon saya menang, karena beliau yang bisa buat Aceh lebih baik ke depan,” pungkas Arlim yang dihukum tiga tahun penjara akibat kepemilikan narkoba.
Harapan lainnya disampaikan Syahrul Munir. Pria 61 tahun itu sedikit beruntung dari Iskandar dan Arlim, ia bisa menggunakan hak pilihnya, lantaran masih terdaftar dalam DPT di desa tempat tinggalnya, Desa Lhoong Raya, Kecamatan Banda Raya.
“Alhamdulillah saya bisa memilih, tapi hanya gubernur saja, karena saya asalnya dari Banda Aceh, jadi mana mungkin pilih bupati/wakil bupati Aceh Besar. Tapi sudah bisalah, yang penting bisa ikut berpartisipasi pada pilkada kali ini,” katanya.
Kasus korupsi dana pembuatan rumah guru di daerah terpencil pada 2012, telah menyeret bapak satu anak ini ke dalam jeruji besi di Lapas Banda Aceh. Bersama Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh kala itu, Syharul Munir divonis 3,5 tahun. Akibat kasasi, hukumannya diperberat menjadi 6,5 tahun.
Ini kali ketiga Syahrul memilih di dalam lapas. Sebelumnya, alumnus fakultas teknik salah satu kampus di Banda Aceh itu juga menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif dan pemilu presiden. Ia juga menyimpan beberapa harapan kepada calon gubernur/wakil gubernur Aceh.
"Kalau ditanya harapan, ya pasti semua kita ingin gubernur ke depan menyejahterakan semua masyarakat Aceh. Itu biasanya hanya janji manis, ujung-ujungnya kesejahteraan yang kita harapkan juga tak terwujud," kata Syahrul Munir.
Kepada Serambi, Syahrul Munir menyampaikan satu harapannya, terkait proses hukum yang berlaku di Aceh. Ia ingin, siapa saja gubernur/wakil gubernur Aceh yang terpilih nanti, proses hukum harus benar-benar dijalankan sebagaimana mestinya.
"Saya sudah merasakannya, jadi saya ingin hukum benar-benar ditegakkan, jangan hanya untuk orang-orang tertentu saja hukum ditegakkan," sebutnya.
Secara keseluruhan, Syahrul Munir ingin adanya perubahan yang signifikan untuk Aceh lima tahun ke depan. Gubernur/wakil gubenrur terpilih harus bisa membawa perubahan yang menyeluruh dan harus dirasakan oleh semua masyarakat Aceh.
"Tingkatkan kesejahteraan, itu yang utama. Kemudian sediakan lapangan kerja bagi masyarakat Aceh, agar angka pengangguran berkurang. Satu lagi, masyarakat ini butuh pelayanan kesehatan yang baik, kalau sakit, bisa ke rumah sakit untuk berobat secara gratis," pungkas Syahrul Munir.