Salam

Langkah Tepat, Melakukan Sweeping Imunisasi Difteri

Jajaran pelayanan kesehatan masyarakat di Aceh dalam beberapa hari belakangan ini mengaku bekerja keras untuk memberantas dan mencegah

Editor: hasyim
Difteri 

Jajaran pelayanan kesehatan masyarakat di Aceh dalam beberapa hari belakangan ini mengaku bekerja keras untuk memberantas dan mencegah meluasnya serangan difteri. Di antara upaya yangh dilakukan adalah dengan melancarkan sweeping imunisasi terhadap anak usia dini. Sweeping atau razia imunisasi ini dilakukan jajaran Dinas Kesehatan di sejumlah kabupaten/kota, termasuk yang belum menemukan suspect difteri.

Sebagaimana disiarkan harian ini kemarin, ada puluhan kasus yang diduga difteri ditemukan di sejumlah kabupaten/kota di Aceh sepanjang tahun 2016-2017. Dari puluhan suspect (dicurigai) terinfeksi difteri, beberapa di antaranya dinyatakan positif. Data diperoleh dari Dinkes Aceh menunjukkan, jangkitan difteri telah menelan 7 korban jiwa, yaitu 4 orang pada tahun 2016, dan 3 orang lainnya meninggal dunia dalam dua bulan terakhir (2017).

Sejak merebaknya kasus difteri, para petugas kesehatan dari provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan dan desa, semakin rutin mendatangi rumah-rumah warga. Para medis ini memberikan imunisasi atau vaksin penyakit difteri, pertusis, dan tetanus (DPT) kepada anak usia 2 bulan, selanjutnya usia 3 bulan, dan usia 4 bulan, serta terakhir di umur 18 bulan.

Seperti di Aceh Tengah, pihak Dinkes setempat gencar melakukan berbagai upaya untuk menekan timbulnya potensi penyakit yang memiliki risiko tinggi tersebut, termasuk dengan melakukan sweeping imunisasi.

Munculnya kasus penyakit difteri di sebagian daerah Aceh, Puskesmas Puskesmas telah mendapat instruksi supaya meningkatkan kewaspadaan dengan cara terus memantau masyarakat. “Bila nanti ada gejala-gejala difteri, kita meminta agar bisa melaporkan ke Dinas Kesehatan selama 1 x 24 jam.”

Selain menyembuhkan orang-orang yang positif terjangkit difteri, kini jajaran kesehatan memang harus sangat intensif melakukan pencegahan. Di antaranya adalah pemberian imunisasi kepada warga, bukan hanya anak-anak. Dan, beberapa daerah memang sudah sangat serius menjalankan tindakan pencegahan terhadap difteri. Namun, ada juga beberapa daerah yang jajaran pelayanan kesehatannya seperti “tidur”. Inilah yang kita sesalkan.

Belum ditemukan suspect atau terduga serangan difteri, bukan berarti daerah itu sudah cukup aman dari serangan penyakit yang dapat mematikan itu. Jadi, tindakan pencegahan itu harus dilakukan secara menyeluruh. Sebab, tularan penyakit ini sangat cepat berpindah-pindah sesuai pergerakan suspect.

Jadi selain melakukan tindakan pencegahan secara sungguh-sungguh oleh aparat kesehatan, masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap gejala atau serangan bakteri penyakit difteri. Artinya, masyarakat harus segera ke rumah sakit, puskesmas, atau dokter bila menemukan gajala-gejala difteri sebagaimana yang sudah berkali-kali kita sampaikan.

Harus diingat, terlambat pengobatan penyakit ini bisa merenggut nyawa. Maka jangan abaikan seruan imunisasi dari pihak pelayanan kesehatan di daerah masing-masing.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved