Hasil Penelitian Gempa Pangandaran 2006, Peneliti: Tsunami Bisa Datang tanpa Peringatan
Gempa Pangandaran adalah tsunami-earthquake. Gempa jenis ini memicu tsunami yang datang tanpa peringatan.
Kecepatan robekan yang lebih pelan itu juga yang memicu aktivitas deformasi hingga 5 tahun setelah kejadian gempa.
Baca: Gempa Guncang Gayo Lues, Puluhan Rumah Rusak
Deformasi berpotensi memicu gempa selanjutnya. Di Jepang misalnya, riset menyebutkan bahwa gempa Tohoku pada 2011 terjadi akibat dorongan dari gempa lain di sekitarnya.
“Namun kami belum tahu apakah gempa Pangandaran dan deformasi lanjutannya akan mejadi prekursor gempa lain sepanjang palung di Selatan Jawa itu,” ujar Endra.
Endra mengatakan, prekursor baru dapat diketahui apabila telah ada analisis terhadap gempa sebelumnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya jalur sesar dan kejadian gempa di selatan Jawa Barat pasca gempa tahun 2006.
"Jangan-jangan itu adalah sebuah rentetan peristiwa dari deformasi pasca 2006 itu. Mungkin itu salah satu hal yang menarik untuk dipelajari,” kata Endra.
Hasil penelitian Endra dan koleganya menjadi informasi baru terkait aktivitas tektonik di Selatan Pulau Jawa.
Riset dipublikasikan di Journal of Asian Earth Science dan Journal of Applied Geodesy bulan Juli 2017.(*)
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul "11 Tahun Setelah Kejadiannya, Keunikan Gempa Pangandaran 2006 Diungkap"