LIPSUS Proyek Tinja di Makam Ulama
Menemukan Masjid Kerajaan hingga Merusak Kawasan Inti Situs (2)
Keberadaan istana kerajaan diperkirakan saat ini tidak ditemukan lagi karena sudah tenggelam beberapa ratus meter ke dalam laut.
Penulis: Muslim Arsani | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Masih dalam misi menelusuri situs sejarah di Gampong Pande, tim Liputan Khusus Serambinews.com juga menyambangi sebuah lokasi rawa, tidak jauh dari area pembangunan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Hanya butuh waktu lima menit dari lokasi IPAL, para jurnalis dan arkeolog tiba di sebuah kawasan yang banyak ditumbuhi bakau dan nipah.
Di lokasi inilah tim menemukan bongkahan batu bersusun memanjang menyerupai sebuah struktur bangunan.
(Baca: PENGANTAR Lipsus Proyek Tinja di Makam Ulama)
Bila dilihat lebih teliti, struktur fondasi bangunan ini saling berkait hingga beberapa meter ke dalam rawa.
Beberapa bagiannya memang tidaK utuh lagi karena tergerus air payau.
Balai Arkeologi Medan sebelumnya sudah meneliti keberadaan bekas struktur bangunan itu.
Kesimpulan awal diyakini itu adalah struktur fondasi masjid tua peninggalan kerajaan.
Keyakinan ini juga didukung adanya temuan benda lainnya di lokasi yang sama menyerupai kubah.
Temuan fondasi bangunan dan kubah menunjukkan di kawasan ini dulunya ada aktivitas peribadatan.
“Kita menduga juga di sini dulu ada pasar. Sebab dalam sebuah kerajaan Aceh dulu ada masjid, pasar, istana, dan alu-alun. Karenanya perlu membuat rekonstruksi gambar secara ilmiah terhadap temuan ini,” ujar arkeolog Dr Aceh Husaini Ibrahim yang ikut bersama tim.
(Baca: Ironi Penguasa di Tanah Para Raja (1))
Ia memperkirakan masjid tersebut dibangun antara masa dua dinasti Kerajaan Aceh, Meukuta Alam, dan Darul Kamal.
Menurut catatan sejarah, Dinasti Meukuta Alam didirikan Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496-1528 yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa sultan lainnya.
(Baca: FOTO-FOTO Nisan Ulama dan Raja Aceh di Komplek Pembuangan Sampah)