LIPSUS Proyek Tinja di Makam Ulama
Ide ‘Gila’ yang Dihujat dan Ditolak (4)
Pembangunan IPAL ditengarai semakin menambah derita warga Gampong Pande dan Gampong Jawa yang sudah berpuluh tahun hidup berdampingan dengan sampah.
Penulis: Muslim Arsani | Editor: Yusmadi
Tapi kala itu, banyak tambak yang tercemar limbah tinja akibat kolam instalasi bocor.
Dalam kesaksiannya, di lokasi pembangunan IPAL kemudian Irdus mendapat informasi ada ditemukan kuburan kuno saat penggalian dua kolam raksasa di area proyek IPAL.
Baca: VIDEO: Liputan Khusus, Proyek Tinja di Makam Ulama
“Waktu itu saya datangi pejabat BRR tolong diberitahu di lokasi itu ada kuburan dan fondasi bangunan. Hingga akhirnya, Wali Kota Mawardi menghentikan proyek itu,” ujar Irdus.
Kemudian pada perjalanannya hingga 2017 pembangunan IPAL dilanjutkan.
Dimulai dengan penimbunan lahan dan temukanlah ada lima makam terkubur di area itu.
Dari batu nisan yang ditemukan diperkirakan jasad yang terkubur dalam makam itu adalah para ulama dan raja, atau orang penting kerajaan di masa hidupnya.
Baca: FOTO-FOTO Nisan Ulama dan Raja Aceh di Komplek Pembuangan Sampah
“Saya videokan dan foto, saya perlihatkan ke pak keuchik. Saya tanya siapa yang pindahkan? Keuchik tidak tahu. Tapi katanya koordinasi dengan pihak Gampong Jawa. Jadi bukan karena ditimbun lalu ditemukan, tapi memang kuburan itu sudah ada sejak dulu tertanam,” ujarnya.
Satu hal yang diingat Irdus, kawasan pembangunan IPAL, memang menyimpan artefak yang sebagian besarnya terkubur dalam rawa.
“Sekarang bagaimana solusinya, kalau ditanya kepada masyarakat, mereka tidak mengerti. Tapi yang mereka tahu, peu yak toh ek kenan, nyan kuburan ulama,” ujarnya.
Baca: Warga Protes Proyek IPAL
Adian Yahya, sesepuh Gampong Pande punya pandangan tersendiri.
Ia mengatakan dulunya ada wacana IPAL akan dibangun di wilayah Blang Bintang, Aceh Besar menyusul gencarnya penolakan warga.
Tapi entah mengapa kemudian rencana itu batal, dan akhirnya Pemko melanjutkan pembangunan IPAL di lokasi sekarang.