Saluran Irigasi di Desa Ini Bisa Pelihara Ikan dan Bersih, Wisatawan Berdatangan, Begini Caranya? 

Total ada sekitar 8.000 an ikan jenis nila yang disebar, yang berasal dari masyarakat dan bantuan pemerintah.

Editor: Muhammad Hadi
KOMPAS.com/Markus Yuwono
Irigasi yang Berada di dusun Singosaren, Imogiri, Bantul, Yogyakarta 

SERAMBINEWS.COM - Dalam beberapa minggu terakhir warganet di Yogyakarta dikejutkan dengan foto saluran irigasi yang dipenuhi dengan ikan warna warni.

Aliran irigasi itu berada di wilayah RT 04 Dusun Singosaren, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

Pada saluran irigasi yang menuju ke sawah desa setempat selebar 1,2 meter itu terdapat ribuan ikan didominasi jenis nila berwarna kuning keemasan berenang bebas di air jernih dan bersih bebas sampah.

Indah dan bersihnya saluran sepanjang 100 meter yang berhulu di Sungai Opak ini tak lepas dari upaya warga dan kelompok pemuda sekitar.

Awalnya mereka prihatin dengan banyaknya sampah di aliran irigasi tersebut.

Baca: Mau Usaha tanpa Modal Besar, Coba Pelihara Ikan di Parit Seperti yang Dilakukan Orang Jepang

"Bulan Maret lalu isunya tentang lingkungan. Teman-teman dan warga di sini ada kepedulian tentang lingkungan, selokan dibersihkan, dan ditaruh ikan," kata Ari Ahmad Zulfahmi, salah seorang pengelola sanggar 'Anak Zaman' yang berada tak jauh dari lokasi, Selasa (5/9/2017).

Akhirnya pada bulan Mei, setelah dilakukan pembersihan irigasi, dan pembuatan pembatas, masyarakat menabur ikan.

Total ada sekitar 8.000 an ikan jenis nila yang disebar, yang berasal dari masyarakat dan bantuan pemerintah.

Untuk mengantisipasi ikan hilang terbawa arus dia memasang filter yang terbuat dari jaring dari kawat di sisi hilir.

Sedangkan pada bagian hulu dipasang semacam kincir air yang tengah diproses menjadi alat penggaruk sampah otomatis.

"(Memilih) Ikan nila karena ini proses edukasi kepada warga, dan pendekatannya menggunakan ikan konsumsi. Agar masyarakat tertarik, ada sifat ekonomis. Ke depan akan akan dikurangi (ikan nila), akan ditaruh ikan lokal," ucap dia.

Baca: Bupati Abdya Sidak Balai Benih Utama, Ini Arahan dan yang Dilakukannya

Anggota Kelompok Pemuda Tansah Bejo, Arif Irwansyah, menyebutkan, saat ini warga tengah mempersiapkan bambu yang disusun dan dipasang di salah satu sudut tepi saluran irigasi.

Hal ini untuk memudahkan warga yang ingin bermain atau memberi pakan ikan.

Menurut dia, belakangan ini wilayah RT 04 sering didatangi wisatawan dari berbagai daerah.

Mereka penasaran sekaligus tertarik ingin melihat dari dekat saluran irigasi yang mirip dengan selokan di Jepang ini.

"Dari Jakarta ada. Pupuk Kaltim juga pernah," ujarnya.

Lingkungan RT 04 Dusun Singosaren, Wukirsari, Imogiri yang masih asri, pepohonan di kanan-kiri jalan antar dusun serta pekarangan rumah yang hijau ikut mendukung suasana wilayah itu.

Baca: Unimal Bantu 2,5 Juta Benih Udang untuk Warga Ujong Pacu

Menurut dia, adanya saluran bersih dan penuh ikan itu tak lepas dari Mutohar warga setempat yang saat ini didapuk sebagai pembina Kelompok Pemuda Tansah Bejo.

"Sebenarnya itu ide pak Mutohar," ucap dia.

Sementara itu, Mutohar mengaku ide tersebut semula bertujuan untuk menggugah kesadaran warga.

Ribuan Ikan di saluran Irigasi dusun Singosaren, Imogiri, Bantul
Ribuan Ikan di saluran Irigasi dusun Singosaren, Imogiri, Bantul (KOMPAS.com/Markus Yuwono)

Sekaligus mengantisipasi warga membuang sampah sembarangan.

Ide ini pertama kali dilontarkannya saat rapat rutin kelompok pemuda lima bulan lalu.

Kelompok pemuda pun kerja bakti membersihkan saluran irigasi. Saat ini volume sampah pun berkurang .

Baca: Gerakan Panen Penangkaran Benih Kentang di Kabupaten Bener Meriah

Keberadaan kolam dadakan ini cukup efektif menggugah kesadaran warga.

Buktinya, volume sampah yang terjaring kincir air menurun. Kincir berfungsi untuk menyaring sampah.

Agar air yang mengalir ke bawah bersih, dan sebagai pembatas ikan agar tak lari.

"Prosesnya bertahap. Setelah dibersihkan saya buat kincir," katanya.

Mutohar mengatakan, untuk memfasilitasi warga dan pengunjung disediakan pakan yang bisa dibeli langsung di sekitar lokasi.

Setiap dua ons pakan dipatok Rp 1.000. Uniknya tak ada penjaga yang menjual belikan, warga dan pengunjung bisa mengambil sendiri.

Baca: Prodi Sosiologi Unimal Tebar 2,5 Juta Benih Udang di 70 Ha Tambak Petani

"Bayar sendiri. Kalau uangnya lebih, ya, tinggal mengambil kembalian sendiri," ucap pria dengan empat orang anak ini.

Dia menyebutkan, upaya ini akan dilakukan juga oleh RT yang ada di sekitarnya. Sehingga diperkirakan aliran irigasi yang ditabur ikan akan bertambah panjang.

"RT 03 dan RT 05 yang berada di atas dan di bawah kolam RT 04 juga ingin meniru. Kalau sudah jadi mungkin panjangnya nanti bisa 500 meteran," katanya.

Salah seorang warga sekitar, Haryadi mengatakan, sejak adanya program tersebut, tak hanya irigasi yang bersih, tetapi lingkungan sekitar tempat tinggalnya kini semakin bersih.

Namun demikian, masih adanya sampah dari hulu seringkali membuat warga sekitar harus membersihkannya.

Baca: Darwati Panen Perdana Udang Vaname di Pijay

"Kalau yang organik kita ambil dan dikubur, tapi yang susah itu kalau sampah seperti popok bayi," ucapnya.

Seorang warga asal Kecamatan Dlingo, Riza mengaku sengaja datang ke lokasi untuk menyaksikan keindahan saluran irigasi yang fotonya banyak di unggah di media sosial.

"Saya mengetahui dari Facebook karena banyak yang membagikan fotonya. Bahkan ternyata lebih indah, dan lingkungannya bersih," ucapnya.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved