Advertorial

Gubernur Serukan Kajian TASTAFI di Seluruh Masjid Aceh

“Beut tauhid peujioh syirik, beut Fikih peusah ibadah dan beut Tasawof peugleh hate”.

IST
Gubernur Aceh drh Irwandi Yusuf MSc bersama Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Prof Dr Tgk H Azman Ismail MA, Khusyuk mendengar pengajian yang disampaikan Almukarram Syaikh Abu Tgk H Hasanoel Basry HG (Abu Mudi) dalam Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqih di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (3/11/2017). 

Jadi pemanfaatannya bukan dalam bentuk uang yang dibagi-bagi untuk jamaah.

Gubernur Aceh drh Irwandi Yusuf MSc menyalami Abu Mudi usai pengajian Tastafi, Jumat (3/11/2017) di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Gubernur Aceh drh Irwandi Yusuf MSc menyalami Abu Mudi usai pengajian Tastafi, Jumat (3/11/2017) di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. (IST)

Menjawab pertanyaan Gubernur, Syaikh Hasanoel mengatakan yang lebih mengerti dan paham betul masalah itu adalah Imam Besar Masjid Raya, Prof Dr Tgk H Azman Ismail MM.

"Saya hanya mendengar saja, tidak pernah ke lapangan langsung. Meski demikian yang kami pelajari dari kitab Muktabarah Syaf'iyyah, boleh menggunakan harta wakaf selama tidak hilang ain (benda)," kata Waled Hasanoel.

(Baca: Islam telah Meninggikan Martabat Orang Aceh)

"Kalau cara pengunaan sewa rumah/tanah wakaf dalam bentuk pembelian alat transportasi jamaah saya pikir jauh lebih besar manfaat daripada memberikan dalam bentuk uang kepada jamaah asal Aceh," tambahnya.

Waled Hasanoel menyatakan salut pada Pemerintah Arab Saudi yang sangat amanah menjaga harta wakaf.

"Menyoe bak geutanyoe, sang meu euncit hana meuhoe lee”, kelakar Syaikh Hasanoel dalam pengajian yang disiarkan langsung RRI Pro 1, Yadara FM, Mutiara FM dan TVRI Aceh (off air).

Pada kesempatan itu, Waled Hasanoel mendoakan agar Aceh aman dan sejahtera.

"Pilkada sudah selesai, mari kita bersatu membangun daerah dan umat yang sudah lama membutuhkan perhatian dan sentuhan pembangun fisik dan mental. Karena dalam i'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah, taat kepada umara adalah wajib," kata Abu MUDI.

(Baca: VIDEO Mualaf Asal Jerman Isi Pengajian di Aceh)

Sementara itu, Ketua TASTAFI Banda Aceh, Tgk Marwan Yusuf didampingi Sekretaris, Tgk Marwidin Mustafa SSos MIKom, mengatakan, pengajian TASTAFI sudah berlangsung selama empat tahun.

Pengajian ini mengkaji kitab Sirus Salikin karya al Arif Billah Syech Abdus Shamad Palembani.

"Kami pilih kitab berbahasa Arab Melayu yang lengkap membahas tauhid, fikih dan tasawuf itu, agar para jamaah mudah menelaah kembali jika ada yang kurang dipahami dalam pengajian. Karena jika menggunakan kitab Turats (kitab kuning) berbahasa Arab itu 'makanan' orang dayah yang mesti dipelajari khusus,” ujarnya.

Terlaksananya pengajian yang hampir satu periode ini adalah berkat dukungan penuh pedagang Pasar Aceh.

Tgk Marwan berharap kepada warga Banda Aceh dan sekitarnya ambil bagian dalam shaf untuk menggali ilmu pada ulama.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved