Kupi Beungoh

Hoax dan Cara Kotor Berdakwah

Sering sekali hoax itu berisi hal-hal yang baik, seperti nasehat dan hikmah dari suatu peristiwa, peringatan, ajakan dan lain sebagainya.

Editor: Zaenal
IST
Dhiya Urahman 

Majunya teknologi dan arus informasi membuat masyarakat lebih terbuka terhadap pengetahuan global, tidak terkecuali dengan generasi milenial yang terus mengapdate dan dihidangkan dengan media-media baru.

Ketika media baru diperkenalkan, maka media yang lama tidak ditinggalkan begitu saja, tetapi hidup bersama dan saling berinteraksi dengan media pendatang baru.

Media mengubah bentuk kontrol sosial, Paul Lazarsfeld dan Robert K. Merton, seperti dikutip Haris Munandar & Dudy Priatna dalam Media Massa & Masyarakat Modern, melihat media dapat menghaluskan paksaan sehingga tampak sebagai bujukan.

Mereka mengatakan “Kelompok-kelompok kuat kian mengandalkan teknik menipulasi melalui media untuk mencapai apa yang diinginkannya, termasuk agar mereka bisa mengontrol secara lebih halus”.

Pergeseran teknologi dari tradisional ke modern membuat generasi milenium harus memahami berita yang benar dan berita tidak benar, serta banyak menyebarkan berita berbau positif.

Di mana kemajuan teknologi di zaman sekarang banyak yang disalahgunakan untuk kepentingan suatu golongan atau kaum.

Apa yang harus kita lakukan?

Allah SWT telah menegaskan kepada Rasulullah dan umatnya agar tidak tertipu dengan berita bohong, firman-Nya dalam Alquran surat Al-Hujurat ayat 6 mengenai berita bohong;

Artinya:  “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Q.S Al-Hujarat ayat 6)

Kita sebagai umat Islam harus teliti dalam mengakses dan menginformasikan berita, konsep “tabayyun’ dari ayat di atas yang bermakna “periksa dengan teliti” setiap mendapatkan suatu kabar.

Sebagai masyarakat modern, kita harus pandai dalam menggali informasi.

Wajib membaca dengan teliti dan menelusuri sumber asli dari berita tersebut.

(Baca: Ini 7 Bencana Alam Terparah Menerjang Indonesia Selama Tahun 2017)

Dan yang terpenting adalah jangan terlalu mudah untuk menyebarluaskan berita tersebut, sebelum diketahui keasliannya.

Nah, di sini, generasi milenial punya tantangan untuk meningkatkan pola dakwah tradisional ke dakwah virtual yang memiliki daya jangkau publik yang lebih luas.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved