Ingat Gadis Palestina dari Desa Nabi yang Berani Tinju Tentara Israel, Kini Ia dan Ibunya Ditangkap
Ia lalu membuka pintu sebelum akhirnya didorong oleh tentara yang memaksa memasuki rumah.
Meski rutin melalukan demonstrasi di desa Nabi Saleh, ini adalah kali pertama Ahed ditangkap otoritas Israel.
Ahed diborgol dan dituntun ke sebuah jip, sementara anggota keluarga yang lain dilarang mengikutinya.
Menurut kesaksian Bassem, setidaknya ada 30 tentara yang datang ke rumahnya pagi itu.
Tak hanya menangkap Ahed, para tentara juga menyita telepon rumah, komputer dan laptop mereka.
Sebelumnya, adik laki-laki Ahed yang berusia 14 tahun berusaha keras menolak teleponnya diambil, tapi ia didorong dengan keras oleh para tentara tersebut.
Di sore harinya, Nariman pergi untuk menjenguk Ahed, yang ditahan di sebuah kantor polisi di dekat desa Jabaa di Yerusalem, Tepi Barat.
Ia ingin mendampingi proses interogasi Ahed.
(Baca: 14 Klub Ramaikan Liga Pelajar Blispi U-11 dan 13 Aceh di Meulaboh)
(Baca: Ribuan Guru Non-PNS Ikut Uji Kompetensi Guru, Ini Harapan Anas M Adam)
Menurut Asosiasi Hak Sipil Israel, sebuah organisasi non-pemerintah di sana, orangtua punya hak untuk menemani anak mereka selama interogasi di wilayah pendudukan Israel.
Tak lama kemudian, Bassem menerima telepon dari pengacaranya bahwa Nariman juga ditangkap saat tiba di kantor polisi.
Dituduh memprovokasi
Manal Tamimi, sepupu Ahed, mengatakan bahwa bentrokan terjadi di desa tersebut pada Selasa, di mana tentara Israel menembakkan gas air mata di rumah-rumah penduduk di desa tersebut.
“Saya tidak bisa membayangkan bagaimana seseorang bisa melakukan perbuatan (keji) itu,” ujar Bassem.
Bagaimanapun juga, keluarga Tamimi sudah tidak asing lagi berurusan dengan petugas keamanan Israel.