Ingat Gadis Palestina dari Desa Nabi yang Berani Tinju Tentara Israel, Kini Ia dan Ibunya Ditangkap
Ia lalu membuka pintu sebelum akhirnya didorong oleh tentara yang memaksa memasuki rumah.
Bassem sendiri sudah beberapa kali menjadi tahanan pasukan Israel.
“Saya sangat marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa … Mereka ingin orang Palestina menderita,” tegasnya.
(Baca: Gerakan Anti-LGBT Aceh Dideklarasikan, Ini Pimpinannya)
(Baca: Ratusan Guru Non-PNS Mengikuti Ujian Kompetensi di Gayo Lues)
Penangkapan Ahed terjadi sehari setelah video dirinya berhadap-hadapan dengan tentara Israel saat demonstrasi di Nabi Saleh pada Jumat (15/12/2017) muncul.
Demonstrasi itu adalah reaksi atas putusan sepihak Donald Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Kepada Al Jazeera, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Ahed dicurigai menyerang seorang tentara dan petugas IDF (pasukan pertahanan Israel).
Lebih dari itu, Ahed juga dianggap sebagai provokator yang menyebabkan ratusan orang Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel selama demonstrasi.
Juru bicara itu juga menuduh bahwa keluarga Tamimi telah memberikan “restu” untuk menyerang tentara Israel yang berjaga.
Namun, tudingan itu langsung dibantah oleh Bassem.
(Baca: Hasil El Clasico - Messi Pimpin Barcelona Kubur Real Madrid di Bernabeu)
(Baca: Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, PBB Setuju Jatuhkan Sanksi Lebih Keras)
Ia menegaskan, dalam sebuah video yang sedang viral, Ahed melakukan pelemparan segera setelah pasukan Israel menembakkan gas air mata ke rumah-rumah penduduk yang memecahkan beberapa jendela rumah.

Apresiasi dari para aktivis
Naftali Bennet, menteri pendidikan Israel, yang dikenal dengan pandangan hawkish-nya, mengatakan kepada Radio Angkat Darat bahwa Ahed dan perempuan lainnya akan menghabiskan hidupnya di dalam penjara.