13 Tahun Tsunami Aceh
Dahsyatnya Tsunami 13 Tahun Lalu, Wajah Baru Masjid Raya Baiturrahman Sekarang Bak Masjid Nabawi
Kini Mesjid Raya telah berwajah baru, melihat Mesjid Raya membuat orang membayangkan Mesjid Nabawi di Madinah.
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM - Hari ini, (26/12/2017) masyarakat Aceh memperingati bencana besar tsunami yang terjadi di 13 tahun silam.
Bencana yang terjadi di 26 Desember tahun 2004 itu menyisakan luka yang mendalam bagi orang-orang yang mengalaminya.
Tsunami Aceh telah menelan korban ratusan ribu korban jiwa.
Bukan hanya itu saja, bencana besar itu juga merusak hampir seluruh infrastruktur di Aceh.
Salah satu bangunan yang selamat dan menjadi saksi tsunami Aceh adalah Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
(Baca: Peringatan Tsunami jangan Hanya Sebatas Seremoni, Mari Bermuhasabah)
(Baca: Setelah Melewati Masa Kritis, Begini Kondisi Korban Tabrak Maut Dirawat di RSUZA)
Setelah 13 tahun, Masjid Raya Baiturrahman terus direnovasi hingga menjadi lebih indah.
Kini Mesjid Raya telah berwajah baru, melihat Mesjid Raya membuat orang membayangkan Mesjid Nabawi di Madinah.
Hal ini tidak terlepas dari perencanaan renovasi mengikuti gaya Mesjid Nabawi, dimana disekitar mesjid dipasang 12 payung elektrik dan pekarangan yang sebelumnya taman yang ditumbuhi padang rumput telah ditutupi oleh marmer indah.
Selain dibangun 12 unit payung elektrik, saat ini tempat wudhuk masjid raya juga bertambah menjadi 288 titik dan semuanya berada di basement.
Masjid yang terletak di jantung Kota Banda Aceh ini telah melewati pembabakan sejarah yang panjang sebelum seperti sekarang.
(Baca: Peringatan 13 Tahun Tsunami, Warga Nagan Larut Dalam Zikir dan Doa Bersama)
(Baca: Kenakan Bajee Linto Baro, Begini Penampilan Ustaz Abdul Somad)
Dulu masjid ini hanya menampung 9.000 jamaah, tetapi setelah direnovasi dan dipasang payung elektrik MRB mampu menampung 24.400 orang.
Tak hanya itu, lokasi parkir yang sebelumnya dipinggir jalan kini dipindah ke basement dan mampu menampung 254 unit mobil dan 347 sepeda motor.
Penyediaan ruang terbuka hijau juga telah dilakukan dengan menanam 32 pohon kurma dan menanam kembali di tempat semula sebatang pohon geulumpang (Kohlerboom) yang ditebang pada 19 November 2015 saat proses pembuatan tapak payung elektrik dimulai.
1. Penampakan Masjid Raya Baiturrahman pasca tsunami


Sejumlah masjid di Aceh tetap gagah ebrdiri setelah tsunami menerjang 26 Desember 2004.
Padahal, ribuan rumah di sekitarnya hanyut tersapu air laut yang menerjang daratan pada pagi itu.
Ratusan orang yang berlindung di masjid-masjid pun selamat.
Mereka tak akan lupa peristiwa itu. bahkan bagi banyak orang yang selamat, kejadian itu semakin menebalkan imannya.
Salah satu tempat ibadah yang masih tegar berdiri kala tsunami itu adalah Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Masjid Baiturrahman dibangun pada masa kolonial Belanda dan selesai dibangun pada 1881.
Masjid itu hampir tanpa cedera saat tsunami menerjang kota dan menewaskan lebih dari 230.000 orang, di berbagai negara yang berhadapan dengan Samudera Hindia.

2. Begini Penampakan Masjid Raya Baiturrahman Setelah 13 tahun

Setelah melalui proses pengerjaaan renovasi sejak 2015, kini Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh telah diresmikan.
Peresmian dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Sabtu (13/5/2017) pagi.
Perubahan pada bangunan masjid di antaranya adalah berdirinya 12 unit payung elektrik, lantai marmer, tempat wudhu, lokasi parkir bawah tanah, hiasan lampu, serta kehadiran tiga puluh lebih pohon kurma.
Tahapan renovasi juga dilakukan terhadap perluasan halaman masjid.
Perombakan ini sendiri diharapkan menjadikan Masjid Raya Baiturrahman tak sebatas sebagai tempat ibadah, tapi juga pusat kajian Islam di Aceh dan Indonesia.






Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin Lc MH, kepada Serambi Kamis (11/5), mengatakan, Wajah baru masjid raya tampak indah dengan adanya payung elektrik seperti Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Terdapat 12 unit payung elektrik yang dibangun di sisi kanan kiri dan sekitar pelataran masjid.
Mulyadi mengatakan, pembangunan proyek ini mulai dikerjakan pada tahun 2015 oleh PT Waskita Karya dengan pagu Rp 458 miliar dan selesai pada Mei 2017.
Pengerjaan proyek ini tidak mengubah bentuk dan posisi masjid.
Payung ini, katanya, selain memperindah masjid, juga menambah kenyamanan jamaah dalam beribadah karena terhindar dari terik matahari atau bahkan hujan jika harus shalat di pelataran MRB.
Pada tahun 2016, MRB telah meraih predikat “Daya Tarik Wisata Terbaik” dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional 2016.
Masjid yang terletak di jantung Kota Banda Aceh ini telah melewati pembabakan sejarah yang panjang sebelum seperti sekarang.
Dulu masjid ini hanya menampung 9.000 jamaah, tetapi setelah direnovasi dan dipasang payung elektrik MRB mampu menampung 24.400 orang.
Selain dibangun 12 unit payung elektrik, saat ini tempat wudhuk masjid raya juga bertambah menjadi 288 titik dan semuanya berada di basement.
“Sekarang koridor basement-nya juga tampak sangat mewah dengan dinding dan lantai marmer serta motif pintu Aceh. Belum lagi adanya eskalator empat unit dari basement menuju ke atas,” ungkap Mulyadi. (Faisal Zamzami/Serambinews.com)