Satu Dasawarsa tak Terungkap, Siapakah Dalang Pembunuhan Benazir Bhutto?
Muda dan glamor, dia berhasil mencitrakan dirinya sebagai kontras yang menyegarkan terhadap kemapanan politik Pakistan yang didominasi laki-laki.
Siapa Benazir Bhutto?
Tokoh yang dominan dalam politik Pakistan, Bhutto dua kali menjabat sebagai perdana menteri, dari tahun 1988 sampai 1990 dan dari tahun 1993 sampai 1996.
Muda dan glamor, dia berhasil mencitrakan dirinya sebagai kontras yang menyegarkan terhadap kemapanan politik Pakistan yang didominasi laki-laki.
Tapi setelah kejatuhannya yang kedua dari kursinya, dia menjadi terkait sejumlah korupsi dan pemerintahan yang buruk.
Benazir meninggalkan Pakistan pada tahun 1999 untuk mengasingkan diri, namun kembali pada bulan Oktober 2007 setelah Presiden waktu itu, Parvez Musharraf memberikan amnesti kepadanya dan sejumlah terduga korupsi lain.
Dia dijadwalkan untuk ikut dalam pemilihan yang diselenggarakan oleh Musharraf pada Januari 2008.
Namun arak-arakan pulang kampung yang dilakukannya di Karachi diserang bom oleh para terduga militan. Dia selamat dari serangan yang menewaskan lebih dari 150 orang tersebut, namun kemudian terbunuh dua bulan kemudian dalam serangan berikutnya.
Suaminya menjadi presiden
Di Pakistan memang biasa mendengar orang menuduh duda Benazir Bhutto, Asif Zardari telah merancang pembunuhan tersebut. Tuduhan ini biasanya didasarkan pada anggapan bahwa dia adalah orang yang paling diuntungkan, karena menjadi presiden setelah kematian Benazir.
Namun, para ahli teori konspirasi tidak memunculkan satu bukti pun untuk menunjukkan bahwa Asif Zardari terlibat dalam kematian istrinya. Dia membantah keras tuduhan tersebut. Mereka yang membuat tuduhan itu, katanya, harus "diam".
Asif Zardari menghadapi tuduhan lain: bahwa meski memiliki kekuasaan kepresidenan, dia tidak menyelidiki pembunuhan istrinya dengan patut. Dokumen resmi rahasia yang berkaitan dengan penyelidikan dan diperoleh oleh BBC menunjukkan bahwa penyelidikan polisi dilakukan dengan sangat buruk karena mereka tidak pernah ingin menemukan pihak yang bersalah di luar komplotan rendahan yang telah mereka tangkap.
Buruknya penyelidikan polisi terutama terlihat dari kegagalan mereka mengungkap penyerang Bhutto pada tanggal 18 Oktober 2007 - dua setengah bulan sebelum dia terbunuh. Dua pengebom bunuh diri menyerang konvoi dan membunuh lebih dari 150 orang, yang tetap merupakan salah satu serangan paling mematikan yang pernah dilakukan oleh para pelaku jihad maut di Pakistan.
Upaya polisi begitu setengah-setengah sehingga pengebom itu bahkan tidak pernah diidentifikasi.
Tokoh yang memimpin penyelidikan tersebut, Saud Mirza, mengatakan bahwa seorang yang dia tetapkan sebagai seorang pengebom memiliki ciri khas yang menunjukkan bahwa dia berasal dari komunitas orang-orang keturunan Afrika di Karachi. Itu petunjuk yang bisa sangat penting tentang identitas pengebom itu, namun petunjuk itu tidak pernah dirilis ke publik.
Mantan Presiden Zardari menjawab kritik tentang ketelitian kerja polisi dengan menunjukkan bahwa dia mendorong dinas rahasia Inggris, Scotland Yard terkait pembunuhan tersebut dan mengangkat sebuah komisi penyelidikan PBB untuk menyelidiki pembunuhan Benazir.