Satu Dasawarsa tak Terungkap, Siapakah Dalang Pembunuhan Benazir Bhutto?
Muda dan glamor, dia berhasil mencitrakan dirinya sebagai kontras yang menyegarkan terhadap kemapanan politik Pakistan yang didominasi laki-laki.
Penyelidikan tersebut, bagaimanapun berulang kali dan secara terang-terangan diblokir tidak hanya oleh militer tetapi juga para menteri Zardari. "Ada banyak orang dalam pemerintahan yang kami ingin wawancarai namun mereka menolak," kata Heraldo Munoz, kepala komisi PBB.
Dan dia mengatakan beberapa kendala datang dari para politisi maupun militer. Seiring penyelidikan berlanjut, katanya, rumah aman yang digunakan tim PBB dibatalkan, begitu pula personil anti-teroris yang melindungi staf PBB.
Jejak orang mati ...
Bahwa ada upaya menutupi kasus ini tidak diragukan lagi. Investigasi BBC menemukan bukti yang menunjukkan bahwa dua orang yang membantu remaja pembunuh tersebut agar bisa dekat ke Benazir Bhutto, juga mati ditembak di sebuah pos pemeriksaan militer pada tanggal 15 Januari 2008. Seorang pejabat penting pemerintah Zardari mengatakan kepada BBC bahwa dia yakin ini adalah "perjumpaan" - istilah yang di Pakistan digunakan untuk pembunuhan ekstra-yudisial.
Nadir dan Nasrullah Khan adalah murid madrasah Haqqania di Pakistan barat laut, yang didukung Taliban. Mahasiswa lain yang terkait dengan pesantren yang terlibat dalam komplotan tersebut juga meninggal dunia. Salah satu dokumen resmi paling rinci yang diperoleh BBC adalah presentasi PowerPoint resmi yang dipresentasikan kepada majelis provinsi Sindh.
Nama mahasiswa itu Abad ur Rehman, mantan mahasiswa di sana dan pembuat bom yang membantu menyediakan rompi bunuh diri yang digunakan dalam pembunuhan Benazir Bhutto. Dia terbunuh di salah satu wilayah adat Pakistan pada 13 Mei 2010.
Lalu ada Abdullah yang, menurut presentasi majelis Sindh, terlibat dalam pengangkutan rompi bunuh diri menjelang serangan Rawalpindi yang menewaskan Benazir Bhutto. Dia terbunuh di Mohmand Agency di Pakistan utara dalam sebuah ledakan pada tanggal 31 Mei 2008.
Salah satu kematian orang paling terkenal yang terkait dengan pembunuhan tersebut adalah Khalid Shahenshah, salah seorang penjaga keamanan Bhutto. Shahenshah berada dalam jarak beberapa meter dari Bhutto saat Benazir menyampaikan pidato terakhirnya di Rawalpindi. Rekaman menunjukkan dia melakukan serangkaian gerakan aneh dan tidak ada yang bisa memberi penjelasan yang masuk akal.
Meski diam, dia menatap ke arah Bhutto sambil terus melipat jarinya di tenggorokannya. Gambar gerak tubuhnya menjadi viral dan pada tanggal 22 Juli 2008 Shahenshah ditembak mati di luar rumahnya di Karachi.
Korban berikutnya adalah jaksa penuntut, Chaudhry Zulfikar. Seorang pengacara yang memiliki reputasi tinggi dalam hal kompetensi dan kerja kerasnya, dia mengatakan kepada teman-temannya bahwa dia memproleh kemajuan nyata dalam penyelidikan Bhutto.
Pada tanggal 3 Mei 2013 dia ditembak mati di jalanan Islamabad saat dia dibawa ke persidangan.
... dan orang yang ternyata masih hidup
Akhirnya, ada seorang pria yang konon mati tapi sebenarnya masih hidup. Dalam pengakuan mereka, para terduga persekongkolan itu mengatakan bahwa pada hari pembunuhan tersebut, seorang pengebom bunuh diri kedua bernama Ikramullah menemani Bilal. Begitu Bilal berhasil dalam tugasnya, tugas Ikramullah tidak diperlukan dan dia berjalan pulang tanpa cedera.
Selama bertahun-tahun para pejabat Pakistan bersikeras bahwa Ikramullah telah tewas akibat serangan pesawat tak berawak. Pada ahun 2017 kepala jaksa Mohammad Azhar Chaudhry mengatakan kepada BBC bukti yang dikumpulkan oleh agen investigasi Pakistan, kerabat dan pejabat pemerintah, untuk menetapkan bahwa "Ikramullah sudah mati".
Namun pada bulan Agustus 2017, pihak berwenang Pakistan menerbitkan daftar 28 halaman teroris yang paling dicari di negara tersebut. Bertengger di nomor sembilan adalah Ikramullah, seorang penduduk Waziristan Selatan dan terlibat dalam serangan bunuh diri terhadap Benazir Bhutto, kata daftar tersebut.
BBC mendapat kabar bahwa Ikramullah sekarang tinggal di Afghanistan timur dan bertugas sebagai komandan tingkat menengah Taliban Pakistan.
Sejauh ini satu-satunya orang yang dihukum sehubungan dengan pembunuhan Benazir Bhutto adalah dua petugas polisi yang memerintahkan pembersihan lokasi pembunuhan di Rawalpindi.
Banyak orang Pakistan menganggap hukuman tersebut tidak adil, karena percaya bahwa polisi itu tidak akan pernah membersihkan lokasi dengan menyemprotkan air dari selang itu tanpa diperintah oleh militer.
Hal ini menyiratkan, sekali lagi, sejumlah orang di pemerintahan menutup-nutupi kasus itu. Orang-orang ini bagian dari jaringan tersembunyi yang terdiri dari personel militer yang sudah pensiun dan yang masih dinas, yang berkilah bahwa mereka mengambil tindakan untuk melindungi apa yang mereka anggap sebagai kepentingan nasional Pakistan yang penting.
Berita ini telah ditayangkan pada BBC Indonesia dengan judul : Misteri pembunuhan Benazir Bhutto: Mengapa kasusnya ditutup-tutupi?