Alasan Ini Jadi Penyebab Ribuan Wanita Pakistan Dibunuh Ayah Mereka Sendiri

Dalam honour killing, keluarga dari pihak wanita biasanya akan membunuh wanita tersebut berdasarkan rencana yang sudah disusun.

Editor: Fatimah
ribuan wanita dibunuh ayahnya karena mencoreng nama baik keluarga | bbc 

SERAMBINEWS.COM- Pembunuhan terhadap para wanita di Pakistan meningkat pesat sejak tahun 2015 lalu.

Dalam sebuah artikel di BBC, pada 2015 telah terjadi lebih dari 1.100 pembunuhan pada wanita Pakistan dan terus mengalami tren yang meningkat.

Pembunuhan ini sering disebut dengan Honour Killing. 

Dalam honour killing, keluarga dari pihak wanita biasanya akan membunuh wanita tersebut berdasarkan rencana yang sudah disusun.

Baca: Pemerkosaan Bayi Usia 8 Bulan di India, Istri Pelaku tak Menyangka Perbuatan Sang Suami

Ayah, paman, dan saudara laki-lakinya yang akan mengeksekusi pembunuhan tersebut.

Honour killing dilakukan ketika seorang wanita dalam keluarga Pakistan dianggap telah membawa aib dan mencoreng nama baik keluarga.

Beberapa perbuatan yang dianggap aib dan pantas dibayar dengan nyawa yaitu :

- perzinahan atau berkencan dengan pria yang tidak direstui keluarga
- perselingkuhan dalam pernikahan
- diperkosa oleh pria lain
- menggoda dan genit terhadap para pria
- menolak dijodohkan dengan calon suami pilihan ayah ibunya (salah satu yang paling sering menjadi penyebab pembunuhan)

Dalam bahasa Pakistan lokal, istilah kora-kari dipakai untuk menyebut perbuatan kejam ini.

Pakistan masih menganut paham patriarki yang kental, sehingga seluruh keputusan kehidupan dalam sebuah keluarga hanya boleh diputuskan oleh lelaki.

Baca: Ompung Linda, Nenek 92 Tahun Divonis 1 Bulan Penjara Gara-gara Tebang Pohon Durian

Kaum hawa harus tunduk taat dan mematuhi semua perintah suami, ayah, atau saudara laki-laki mereka.

Sudah menjadi tradisi di Pakistan bahwa untuk melangsungkan pernikahan, seorang anak perempuan akan dijodohkan dengan kerabat mereka sendiri.

Kasus Honour Killing yang Cukup Terkenal di Dunia

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved