Mr Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Indonesia yang Terlupakan
Oleh karena itu baik Presiden Soekarno dan Wapres Moh Hatta serta sejumlah staf lainnya sebenarnya bermaksud melarikan diri ke luar kota.
Memelihara hubungan dengan luar negeri melalui radio terutama dengan penghubung RI yang berada di India.
Kelompok kedua adalah Presiden Soekarno, Haji Agus Salim serta Sutan Sjahrir yang mula-mula diasingkan di Brastagi kemudian dipindahkan ke Prapat lalu ke Bangka.
Dalam pengasingan para pemimpin ini kemudian malah bisa bertemu dengan para pemimpin lainnya dan terus melakukan perundingan demi menegakkan kedaulatan RI.
Pasca Serangan Umum 1 Maret 1949, setelah berlangsung perundingan Van Royen-Roem Statement pada 7 Mei 1949 antara Moh Roem dan Van Royen, tercapai kesepakatan bahwa Belanda akan menarik mundur semua pasukan dari Yogyakarta.
Penarikan mundur pasukan Belanda yang berjalan lancar karena tanpa diserang pasukan RI itu berlangsung pada 30 Juni 1949 jam 14.00 tepat.
Sejak itu tanggung jawab pemerintahan dan keamanan dipegang kembali oleh Sultan HB IX.
Pada 5 Juli 1949 pejabat-pejabat Komisi Tiga Negara diundang ke Yogya untuk menyaksikan kembalinya Presiden Soekarno dan Wapres Moh Hatta.
Kedatangan kedua pemimpin Republik disambut oleh Sultan HB IX dan rakyat secara gegap gempita pada 6 Juli 1949.
Tiga hari kemudian Mr Sjafruddin pun kembali ke Yogyya dan pada sidang kabinet RI yang berlangsung pada 13 Juli 1949Mr Sjafruddin menyerahkan kembali kekuasaan PDRI kepada Presiden Soekarno.
Namun Ironisnya kedua pemimpin yang sangat berjasa bagi tegakknya kedaulatan NKRI ini pada tahun 1958 justru saling berseteru.
Dalam pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra, Mr Sjafruddin ternyata menjabat sebagai Perdana Menteri kabinet tandingan PRRI.
Meskipun upaya makar dari Mr Sjafruddin itu mendapat pengampuan dari Presiden Soekarno, jasa-jasanya seolah menjadi “terlupakan”.
Bahkan dalam sejarah perjalanan NKRI, Mr Sjafruddin yang pernah menjadi Presiden PDRI, meski hanya beberapa bulan, tidak pernah dianggap sebagai sebagai Presiden.
Pasalnya dalam daftar “urutan Presiden RI”, nama Mr Sjafruddin tidak pernah disebutkan.
Artikel ini telah tayang pada Intisari Online dengan judul : Mr Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Indonesia yang Terlupakan