Psikolog: Stop Gunakan Sebutan Orang Gila!

Dalam pemberitaan mengenai penyerangan beruntun pemuka agama, banyak tokoh masyarakat maupun media melabeli terduga

Editor: Fatimah
KOMPAS.COM
Ilustrasi Pria Depresi 

Ada kategori lain mengenai kesulitan tidur yang non-organik, yaitu saat seseorang sulit untuk tidur atau sering bangun saat tidur malam untuk waktu yang cukup lama dan sudah agak mengganggu kegiatan sehari-hari. Kalau seseorang menderita insomnia seperti ini, maka ia sakit jiwa, tapi apakah itu bisa disebut “gila”?

Ada juga kategori mengenai ejakulasi dini. Orang yang mengalami ejakulasi dini masuk dalam kategori gangguan jiwa ini, tapi apakah dia “gila”?

Terakhir, ada kategori untuk skizofrenia hebefrenik. Seseorang yang menderita masalah ini mungkin tidak bisa bicara dengan teratur dan dapat jalan-jalan di tempat umum tanpa mengenakan pakaian. Apakah penderita yang disebut “gila”?

Kategori gangguan jiwa, serupa dengan kategori sakit fisik, memiliki tingkatan dari ringan hingga berat, dari “sekadar” tidak bisa berhenti merokok hingga tidak bisa bicara dengan teratur. Oleh karena itu, kalau menyebut seseorang “gila”, apakah maksudnya seseorang tersebut susah tidur (menderita insomnia)?

Stigma dan kapan bisa menggunakan kata “gila”

Selain masalah kerancuan kata gila, kata gila juga tidak baik untuk digunakan sebagai kata sifat dalam mendeskripsikan seseorang. Ada banyak stigma yang mengelilingi kata orang gila, dan semuanya negatif seperti mengamuk, melakukan kekerasan, dan tidak dapat dipahami.

Stigma yang melekat pada kata orang gila sudah sebegitu kuatnya, hingga kita merasa aneh kalau menyebut orang yang susah tidur sebagai “orang gila” atau orang yang tidak bisa berhenti merokok sebagai “orang gila”, padahal penggunaan itu tepat secara definisi KBBI.

Baca: Suami Bunuh Istri di Depan Anak

Kalau menggunakan kata “gila” untuk gangguan jiwa itu rancu dan jahat, kapan kata “orang gila” itu tepat untuk digunakan? Ini sulit untuk dijawab. Tapi, yang mudah dan tepat adalah, berhenti menggunakan kata “gila” untuk menyebut orang yang menderita gangguan jiwa.

Artikel ini telah tayang di national geographic Indonesia dengan judul : Psikolog: Stop Gunakan Sebutan Orang Gila!

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved