50 Juta Data Pengguna Dicuri Untuk Pilpres, Menkominfo RI Minta Penjelasan Pihak Facebook

pihaknya telah menghubungi Facebook guna meminta keterangan atas nasib pengguna Tanah Air

Editor: Muhammad Hadi
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com
Rudiantara, Menkominfo RI 

SERAMBINEWS.COM - Tak kurang dari 50 juta data pribadi pengguna Facebook dicuri dan disimpan Cambridge Analytica, firma yang bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu.

Kasus ini menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan pihaknya telah menghubungi Facebook guna meminta keterangan atas nasib pengguna Tanah Air.

Baca: Tuduh Facebook, WhatsApp dan Instagram Jiplak BBM, BlackBerry Ajukan Tuntutan Hukum

“Hari ini kami sudah meminta penjelasan ke Facebook. Apakah ada data pengguna di Indonesia yang termasuk dalam 50 juta data pribadi itu,” kata dia kepada KompasTekno, Kamis (22/3/2018) malam.

Hingga kini Kominfo masih menunggu keterangan dari Facebook.

Rudiantara mengatakan kasus ini seyogyanya dijadikan pembelajaran bagi masyarakat Indonesia agar tak gegabah dalam membagi informasi pribadi, seperti nomor telepon, alamat, dan sebagainya.

Baca: Pernah Facebook Kamu Kena Hack atau Diretas? Ternyata Begini Cara Mengetahui dan Mencegahnya

“Kami mengimbau masyarakat agar lebih menjaga data pribadinya. Biasanya layanan internet memang bertanya apakah ingin sinkronisasi akun dengan nomor telepon atau data pribadi lainnya. Kalau memang tidak perlu, jangan diserahkan,” ia menuturkan.

Menteri yang kerap disapa Chief RA tersebut juga mengatakan masyarakat tak perlu khawatir secara berlebihan.

Pasalnya, data yang dicuri Cambridge Analytica disinyalir untuk kebutuhan kampanye politik di Negeri Paman Sam.

Baca: Peneliti LIPI: Calon Alternatif Jadi Tantangan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019

“Masyarakat di Indonesia kan tidak vote di sana. Jadi tidak perlu paranoid,” ujarnya.

Diketahui, 50 juta data pengguna Facebook yang bocor bukan cuma dipegang Cambridge Analytica, tetapi juga Strategic Communications Laboratories (SCL).

Keduanya adalah perusahaan yang berafiliasi.

Cambridge Analytica dan SCL memperoleh data pengguna Facebook dari peneliti pihak ketiga bernama Aleksandr Kogan.

Baca: Unggah Video Debat Pilpres 2014, Jenderal TNI Sorot Ucapan Jokowi soal Pengadaan Tank Leopard

Ia bekerja di Global Scicence Research dan kerap menghadirkan kuis terkait kepribadian yang tersebar masif di Facebook.

Kogan telah menghimpun respons pengguna Facebook atas kuis buatannya sejak 2015, melalui aplikasi bernama “thisisyourdigitallife”.

Aplikasi itu memang cuma diunduh 270.000 pengguna Facebook.

Akan tetapi, efeknya mengena ke 50 juta pengguna, karena aplikasi mampu mengakses data-data teman dari sang pengunduh.

Baca: Donald Trump Diduga Pungo, Jika Terbukti Bisa Dilengserkan Dari Jabatan Presiden Amerika Serikat

Meski saat ini baru 50 juta data pengguna Facebook yang ketahuan bocor, tetapi mayoritas data pengguna Facebook diprediksi telah digadaikan.

Setidaknya begitu menurut mantan Operations Manager Facebook, Sandy Parkilas.

Ia mengatakan sistem perlindungan data pribadi pengguna Facebook memang kurang ketat.

Hal ini telah diakui pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dan berjanji bakal memperbaiki sistemnya.(*)

Baca: Facebook Anda Diretas? Atasi dengan 5 Langkah Ini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Hari Ini, Kominfo Hubungi Facebook Terkait Data Pengguna yang Dicuri untuk Pilpres

https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/21190147/hari-ini-kominfo-hubungi-facebook-terkait-data-pengguna-yang-dicuri-untuk.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved