Politisi Demokrat Kembali Tantang Jokowi dan Sri Mulyani Buka Data Utang, Jangan Sampai Jadi Fitnah
Menurut Ferdinand Hutahaean, menyalahkan utang pada pemimpin sebelumnya merupakan hal yang konyol.
Menurut Ferdinand Hutahaean, menyalahkan utang pada pemimpin sebelumnya merupakan hal yang konyol.
"Pemerintah tidak perlu sibuk gunakan pendukung dan buzzer untuk membentuk opini seolah Jokowi bukan penyebab naiknya utang luar negeri saat ini, Dan menyalahkan pemerintah sebelumnya, itu konyol namanya..!!
Kita tantang pemerintah untuk buka data utang sejak Indonesia berdiri.
Biar data yang bicara.
Bukan mulut yang penuh muslihat dan retorika.
@LawanPoLitikJKW: Ayo pak @jokowi dan ibu SMI @KemenkeuRI
Buka saja data utang negara kita supaya transparan dan tidak jadi fitnah terutama bagi sesama pemimpin bangsa.
(Baca: Mengenal USS Potomac, Kapal Perang Amerika yang Membombardir Kuala Batu di Aceh Barat Daya)
(Baca: VIDEO - Ladang Perang Pertama Marinir Amerika Serikat di Asia Tenggara)
Diberitakan sebelumnya, utang negara yang semakin naik membuat sebagian tokoh angkat bicara dan mempertanyakannya.
Sementara itu, Kementerian Keuangan menyebutkan jika utang negara saat ini masih dalam tahapan yang wajar.
Menurut Kemenkeu, rasio utang Indonesia per Februari 2018 29,2 persen dari PDB.
Hal itu menunjukkan apabila jumlah utang tersebut masih dalam batas aman, yang diperbolehkan UU No. 17 Tahun 2003 sebesar 60 persen dari PDB.
Kemenkeu juga mengungkapkan jika tiga lembaga pemeringkat di dunia Fitch, S&P dan Moody's menilai bahwa perekonomian Indonesia saat ini sehat.
Diketahui, utang tersebut berdasarkan undang-undang masih tergolong dalam batas wajar.