Pernikahan Putri Gubernur Aceh
Ibu Kandung dr Latifa Dara Metuah tak Bisa Membendung Air Mata
Erita benar-benar tak bisa membohongi hatinya yang berbaur rasa. Ia menangis, ia juga bahagia.
Penulis: Nani HS | Editor: Zaenal
Laporan Nani Hs | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Lafal hamdalah meluncur dari bibir para tamu, keluarga, dan handai taulan, sesaat setelah ijab kabul antara dr Latifa Dara Metuah binti Irwandi Yusuf dan Zakiul Fuady MSc bin Muzakir dinyatakan sah oleh majelis pernikahan, Kamis (26/4).
Saat itulah titik airmata keluar dari dua orang perempuan terkasih dalam kehidupan sang dara baro, Latifa Dara Meutuah. Yang satu Darwati A Gani, yang satu lagi ibu kandung dara baro, Erita Aprianti.
Kedua perempuan itu duduk sebaris dengan anak-anak mereka, di kursi yang disusun ke arah meja pernikahan yang dibatasi sebuah kolam renang kecil.
(Baca: VIDEO - Prosesi Adat Perkawinan Puteri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf)
Erita berada di sisi kanan ujung yang menghadap ke depan, dan Darwati di ujung sisi kirinya.

Di tengah-tengah mereka, duduk Teguh Agam Meutuah, anak pertama Irwandi persis di sebelah ibu kandungnya, diikuti adik-adik perempuannya (Rania Intan Meutuah dan Putro Sambinoe Meutuah).
Hanya saja si bungsu Masyita Mutiara Meutuah tak dapat melengkapi barisan itu, karena sedang ikut ujian Ujian Nasional Berbasis Komputer di salah satu SMP Banda Aceh.
(Baca: Diksaksikan Abu Tumin dan Abu Mudi, Akad Nikah Putri Irwandi Yusuf Berlangsung Khidmat)
(Baca: Irwandi No Comment soal Pergub APBA dan Cambuk)
Dua perempuan yang mengapit anak-anak mereka jelas-jelas mengharu biru dalam kesakralan pernikahan sang ananda.
Yang satu ibu yang melahirkan, yang satu lagi ibu yang membesarkan para buah hati.
Erita memang benar-benar tak bisa membendung lagi air matanya yang sejak tadi seperti tertahan.
Serambinews.com yang sekitar setengah meter berada di samping Erita, sempat melihat persis airmata itu menitik, pertanda haru yang menikam rasa.

Sesekali, Erita yang bersarung tangan renda warna krem itu, menyeka airmatanya.
Terdengar pula hirupan air dari hidungnya, karena secara alamiah itu akan hadir ketika airmata banyak tumpah.
Erita benar-benar tak bisa membohongi hatinya yang berbaur rasa. Ia menangis, ia juga bahagia.
(Baca: Mirip Masuk Angin dan Alergi, Penyakit Ini Ternyata Berbahaya)
Tapi jangan salah, bukan Erita dan Darwati saja yang berurai air mata.
Khalayak undangan, terutama kerabat dekat dara baro sama tenggelam dalam keharuan.
Ketika acara sampai pada tahap salam takzim kepada orang tua hendak dimulai, Teguh Agam Meutuah segera mengamit lengan ibunya menuju dara dan linto baro di lokasi meja pernikahan.
Perjalanan empat meteran mereka, telah menyita perhatian hadirin. Ada yang menyeka airmata, ada yang terpana juga, ada yang tak jelas apa makna cara melihatnya.
Baca: Diksaksikan Abu Tumin dan Abu Mudi, Akad Nikah Putri Irwandi Yusuf Berlangsung Khidmat

Sah-sah saja, toh publik, selain keluarga dan sahabat, tentu tak pernah tahu yang manakah Erita, yang melahirkan Dara.
Akhirnya salam takzim/seumeumah berlangsung lebih mengharukan lagi.
Latifa Dara Meutuah memulai sungkem pada ibunda Erita.
Ia merebahkan kepala pada pangkuan perempuan kuning langsat yang agak mirip Darwati A Gani itu.
Lama juga hampir berbilang menit. Ini detik-detik haru secara “umum”.
(Baca: Mohamed Salah Si Pembawa Kebahagiaan, Siap Menyinari di Bulan Ramadhan)
(Baca: Pernikahannya Viral, Wanita Cantik Ini Dituduh Incar Harta Suami Saja, Begini Pembelaannya)
Faktanya, lagi-lagi yang menyaksikan menyeka-nyeka mata masing-masing.
Giliran berjabat kepada Teguh, sang abang mengulas senyum bagi adik terkasih, seperti membangun ketegaran bagi keduanya.
Namun, tiba bersalam takzim kepada ayahanda Irwandi Yusuf, Dara juga tak bisa menahan gejolak di dada.
Ia pun menghambur ke pelukan sang ayah. Seperti dua insan yang mengahadapi sebuah perpisahan yang tak terelakkan.
Yang terakhir disalami Dara dari pihak keluarganya sendiri adalah sang mama, Darwati A Gani.
Anda bisa membayangkan bukan? Keharuan tumpah lagi.
Ada cium di kening dan pelukan lagi.
Begitupun ketika sampai kepada ayah mertua.
(Baca: Niat Buang Sial, Wanita Setengah Baya Rugi Rp 500 Juta)
Dan, saksi bisu kesakralan ini adalah semua tanaman, sebuah pohon beringin besar, kolam renang mini biru nan memancarkan cahaya perak diterpa mata hari pagi, properti pelaminan dalam warna keperakan dipadu hiasan daun-daun imitasi yang hijau, yang berada di halaman belakang rumah tak begitu luas di Jalan Salam No.20 Lampriek, Kuta Alam, Banda Aceh.
“Alhamdulillah sudah selesai,” ucap salah seorang perempuan kerabat keluarga mempelai wanita yang khusus datang dari Kabupaten Bireuen.
Lalu apa ada lagikah ragam keharuan membuncah, ketika berlangsung prosesi upacara adat menuju pelaminan utama yang lebih gebyar dari tiga pelaminan pendamping yang kecil-kecil? Ikuti liputannya Pernikahan Putri Gubernur Aceh, di Serambinews.com, Serambi On TV, dan Serambi Indonesia (edisi cetak).(*)