Duka dan Misteri di Balik Tragedi Sumur Minyak

KEBAKARAN dan ledakan sumur minyak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak

Editor: bakri
HASBUH (suami almarhum Wahyuni) didampingi anaknya di rumah mereka, Gampong Bhom Lama, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Jumat (27/4) sore. 

Cerita sedih lainnya datang dari almarhum Riana (Mak Wen), kedatangan Ketua Fraksi Partai Aceh ke rumah almarhum Riana ini disambut Armaya yaitu suami dari Riana.

“Jezanah istri saya habis terbakar di lokasi kejadian,” kisah Armaya di hadapan Iskandar Al-Farlaky saat mengawali perbincangan.

Menantu almarhum Riana yaitu Roza menceritakan saat itu merupakan pertama kali ibunya (Riana) meleles minyak, karena diajak tetangganya seorang laki-laki.

“Begitu diajak meleles minyak yang keluar dari sumur, mamak dan bunda (Raisa) berdua pergi membawa jerigen untuk mengambil minyak. Karena saat itu juga sudah banyak tetangga yang pergi mengambil minyak,” jelas Roza.

Sementara itu bunda Roza, yaitu Raisa kepada Serambi mengatakan setibanya di lokasi sumur minyak ia dan Riana (kakaknya) langsung mengambil minyak dari kolam penampungan dan dimasukkan ke dalam jerigen. Saat itu juga, jelas Raisa, di lokasi banyak warga lainnya juga sedang mengambil minyak.

“Setelah jerigen terisi penuh saya ajak kakak Riana pulang tapi dia tidak mau. Kemudian saya pulang ambil jerigen lain, tapi saat hendak kembali ke sumur terdengar suara ledakan dan terjadi kebakaran hebat,” ungkap Raisa.

Setelah terjadinya kebakaran itu, jelas Raisa, mereka baru menemukan jenazah Riana pukul 15.00, Rabu dengan kondisi tubuh terbakar.

“Jumpa jenazah mamak di Puskesmas dengan kondisi jenazah seperti orang sujud,” jelas Roza.

Kepergian Riana meninggalkan tujuh anak yang terdiri empat perempuan, tiga laki-laki.

Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan berdasarkan hasil kunjungannya terhadap rumah keluarga korban yang meninggal dunia akibat terbakar, ia menerima banyak cerita yang sangat menyedihkan dari pihak keluarga yang ditinggalkan korban meninggal.

“Kita mendapatkan banyak informasi yang sangat menyedikan dari pihak keluarga. Pada hari pertama, rumah korban meninggal yang saya kunjungi, ibu almarhum langsung histeris menangis menceritakan kronologis anaknya meninggal,” jelas Iskandar.

Yang lebih menyedihkan lagi, sambung Iskandar, keluarga Ibu Ainal Mardiah (Kak Nar), dua orang anak Kak Nar (Afrizal, dan Siti Rahaya), dan seorang Ibu Kak Nar (Siti Habsyah) juga meninggal dalam musibah ini.

“Kemudian ada juga anak muda yang menurut pengakuan orang tua almarhum korban baru pertama kali datang ke lokasi sumur tersebut karena ditelepon oleh temannya untuk dibawakan tempat penampungan minyak. Begitu diantar ke lokasi korban tak kembali lagi,” jelas Iskandar.

Korban lainnya, sambung Iskandar, juga baru pertama kali ke lokasi untuk mengambil minyak menggunakan jerigen untuk digunakan sebagai pencegah semut di kedainya tapi korban juga tak kembali lagi.

Korban lainnya, jelas Iskandar, yaitu kepada orang tuanya korban meminta izin untuk menonton bola.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved