Kupi Beungoh

Ali Banat, Pemuda Tampan Berhati Malaikat

Ketika ditanya mengapa dia menyebut kankernya sebagai hadiah, dia berkata, "Karena Allah telah memberi saya kesempatan untuk berubah."

Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM/IST
Muslims Around The World (MATW) Project, Ali Banat, bersama anak-anak di Togo, Afrika. 

Dia meninggal hampir tiga tahun kemudian pada 29 Mei 2018. Ratusan pelayat menghadiri pemakamannya pada 30 Mei 2018. Sarjana Islam Australia Sheikh Abu Bakar Zoud memimpin doa dan memimpin pemakamannya.
Lantas mengapa kematiannya menjadi berita utama di situs-situs berita terkemuka dunia?

Tentu bukan hanya sekedar Ali meninggal karena menginap kanker. Karena banyak juga pesohor dunia yang meninggal karena kanker, tapi berita kematiannya tidak seheboh Ali Banat.

Menurut penulis ada beberapa hal yang menjadi faktor hingga berita kematian Ali Banat menghiasi lini massa pengguna medsos hingga jadi trending topik media dunia.

Pertama, Ali Banat mencapai puncak kejayaannya di masa muda. Dalam usia 33 tahun dia telah memiliki segala Harta Ali tercatat mencapai US$1.041.438 (setara RpRp14 miliar).

Kedua, Tak hanya kaya raya, Ali Banat juga dianugerahi wajah rupawan dan hati mulia. Kedermawanannya menyadarkan kita bahwa kekayaan harta hanya titipan semata.

Ketiga, Ali Banat, adalah seorang pemuda muslim tampan yang kaya raya, lahir dan besar di negara nonmuslim Australia. Sesuatu yang tentunya sangat jarang terjadi di dunia.

Pendiri Muslims Around The World (MATW) Project, Ali Banat, bersama anak-anak di Togo, Afrika.
Pendiri Muslims Around The World (MATW) Project, Ali Banat, bersama anak-anak di Togo, Afrika. (Koleksi pribadi)

Keempat,  Ini adalah yang paling menggugah kesadaran manusia, muslim maupun nonmuslim, bahwa Ali menerima dengan lapang dada vonis kematian yang dijatuhkan dokter setelah mendiagnosa penyakit kanker yang dideritanya.

Dari video yang diproduksi komunitas muslim Australia, ketika dialog antara Ali mengatakan penyakit kanker yang dideritanya adalah anugerah dari Sang Pencipta.

‘’Mungkin ini titik balik dalam kehidupanku, Alhamdulillah Allah telah menganugerahiku penyakit kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuhku, dan saya merubah keseluruhan kehidupanku dengan membantu orang.’

Di percakapan selanjutnya Ali juga mengutarakan.

‘’Semua itu dimulai ketika aku pergi ke kuburan, saat ada seorang teman yang mengidap kanker kemudian meninggal dunia. Dari sana kemudian saya berpikir, setelah kita masuk kubur, tidak ada siapa-siapa lagi, tidak ada seorang pun yang dapat menolong kita, tidak ibu, ayah, maupun saudara, kecuali amal baikmu. Bahkan uangmu tidak akan menolongmu lagi.’’

Kelima, Ali adalah pendiri lembaga amal Yayasan Amal Muslim Around The World (MATW). Sehingga namanya begitu dikenal di kalangan pekerja kemanusiaan di dunia, terutama di Australia dan Afrika, tempat dia telah mewakafkan mayoritas hartanya dalam tiga tahun terakhir.

Namun, dari lima faktor tersebut, faktor keempat inilah yang menurut penulis akan sangat jarang ditemui pada seorang pemuda tampan, kaya raya, meski mengidap penyakit kanker mematikan.

Lihat saja, berapa banyak orang kaya dan pesohor dunia yang divonis mengidap penyakit kanker mematikan, tetap bekerja keras mengumpulkan hartanya.

Jika pun ada pesohor dunia yang mendirikan lembaga amal dengan harta, tapi sangat jarang ditemukan orangnya adalah pemuda yang tampan seperti Ali Banat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved