Idul Fitri 1439 H
MUI Berharap Idul Fitri 1439 H Jatuh Hari Jumat 15 Juni 2018, Ini Alasannya
Adapun Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah lebih dahulu menetapkan 1 Syawal 1439 H jatuh pada tanggal tersebut.
Namun demikian, pihak BMKG masih menunggu penetapan 1 Syawal oleh Pemerintah Indonesia melalui sidang isbat yang mengakomodir metode hisab dan rukyat.
“Data yang kami sampaikan di atas untuk pedoman rukyat dengan melihat hilal awal Syawal bagi mereka yang menentukan awal bulan hijriyah menggunakan metode rukyat,” jelas Hasan Arif.
(Baca: Persiapan Menyambut Idul Fitri)
(Baca: Pembangunan Masjid yang Hancur Saat Gempa Pijay Dipacu, Jokowi Dijadwalkan Shalat Idul Fitri di Sini)
Secara rinci, Hasan Arif menjelaskan, dari hasil kalkulasi perderaan bulan (hisab) menunjukkan waktu konjungsi/ijtima’ atau bujur ekliptika bulan dan matahari sama terhadap pengamat di bumi, yang menandai bulan baru terjadi pada hari Kamis, 14 Januari 2018 pukul 03.43 Wita.
Hal ini menandai dilakukannya Rukyatul Hilal pada hari itu saat matahari terbenam atau maghrib.
Waktu Matahari terbenam saat itu adalah 17,52 Wita untuk wilayah Suwawa, 14.53 Wita untuk Limboto dan Gorontalo, 14.54 Wita untuk Kwandang dan Tibawa, 14.55 Wita untuk Tilamuta, dan 14.57 Wita untuk Marisa.
“Hilal saat matahari terbenam di seluruh Gorontalo setinggi 6 derajat 39 menit dengan Elongasi atau posisi bulan relatif terhadap matahari lebih dari 7 derajat 50 menit dan Fraksi Ilmuniasi atau presentase bagian bulan yang tersinari matahari sebesar 0,47 persen,” jelas Hasan Arif.
Hilal saat terbenam berada di arah barat laut dengan azimuth sebesar 290,5 derajat. Hilal akan tampak selama 33 menit sebelum bulan terbenam.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "MUI Berharap Idul Fitri 1439 H Jatuh pada 15 Juni 2018" dan "BMKG: Metode Hisab dan Imkan Rukyat, 1 Syawal Jatuh pada 15 Juni 2018"