Breaking News

Penjara Alcatraz Dikenal Paling Berbahaya di Dunia, Mantan Tahanan Ungkap Potret Sebenarnya

Sebagaimana dikisahkan Bryan Conway tahanan No. 293 kepada TH Alexander dan muncul dalam terbitan Reader's Digest edisi April 1938.

Editor: Amirullah

Hari pertama, saya menemukan perangkat listrik atau umumnya dikenal sebagai "kotak snitch."

Perangkat ini dirancang untuk mendeteksi logam yang dibawa para tahanan.

Suatu hari, perangkat listrik berbunyi saat orang-orang datang dari binatu.

Para penjaga menyuruh setiap orang keluar dari barisan, menggeledahnya, dan tidak menemukan apa pun.

Butuh waktu berjam-jam untuk menemukan masalah itu, seperti menemukan mata kail logam di sepatu tahanan.

Setelah kami dikunci di sel-sel pada malam hari dan sampai “lampu mati” sekitar pukul sembilan (saya tidak tahu pasti jam berapa karena tidak ada jam di Alcatraz), ada banyak waktu untuk membaca.

Ada yang mendapat majalah, ada yang tidak.

Baca: Kini Jadi Aktor yang Kaya Raya, Terungkap Bayaran Aamir Khan Saat Bintangi Film Sukses Pertamanya

Para narapidana akan lebih memilih surat kabar harian dan majalah detektif, yang termasuk benda ilegal di sana.

Barang-barang paling berharga di Alcatraz adalah kliping koran, yang diwariskan dari tangan ke tangan sampai usang.

Sebagian besar isinya menyangkut penjara dan kejahatan.

Kami diizinkan menulis hanya tidak lebih dari dua halaman setiap minggu.

Itu harus ditujukan pada saudara dan tidak ada tahanan yang bisa menulis surat untuk kekasihnya.

Kami tidak pernah melihat surat-surat yang masuk, hanya salinan atau penulisan ulang yang diketik di kantor penjara.

Pengunjung tahanan juga diatur secara ketat.

Tidak ada pengunjung yang diizinkan berjabat tangan dengan tahanan atau menyentuhnya.

Saat bertemu, di antara tahanan dan pengunjung terdapat sekat berupa layar dan kaca.

Percakapan dilakukan dengan berteriak melalui tabung dan satu penjaga berdiri di belakang pengunjung dan lainnya di belakang narapidana.

Baca: Jadi Bancakan Korupsi, KPK Sesalkan Dana Otonomi Khusus Aceh Dinikmati Sebagian Oknum

Mengapa para penjahat takut penjara Alcatraz?

Karena sangat disiplin dan ketat.

Secara harfiah, tak ada lagi harapan yang kamu miliki, semuanya hilang.

Orang-orang menjadi gila secara pelan-pelan karena penyiksaan yang rutin dilakukan.

Dari 317 tahanan, 14 orang menjadi gila selama tahun terakhir selama saya di Rock.

Saya melihat satu di antaranya.

Seorang narapidana yang bekerja di bagian dermaga tiba-tiba mengambil kapak, menaruhnya tangan kirinya di blok, dan memotong setiap jari.

Lalu dia meletakkan tangan kanannya di blok dan memohon penjaga untuk memotongnya, tertawa seperti setan sepanjang waktu.

Pria ini masih di rumah sakit saat saya keluar penjara.

Satu bentuk penyiksaan mental yang paling buruk adalah kegiatan yang dilakukan para penjaga di luar rumah sel.

Kegiatan ini dilakukan hampir setiap malam, setelah para tahanan terkunci di sel.

Para penjaga selalu menembak boneka yang dibuat menyerupai manusia.

Boneka itu dibiarkan tergeletak di sepanjang jalan dengan lubang peluru di area vital.

Hal ini sebagai protes karena mereka tak mendapatkan waktu beristirahat.

Dan para tahanan tidak bisa tidur saat 'penembakan' terjadi terjadi.

Para tahanan tidak selalu diawasi dan mereka mulai membuat kesulitan di Alcatraz pada Februari 1936, dan terus berlangsung hingga hari ini.

Aksi protes pada September lalu didahului karena permintaan hak-hak istimewa yang diberikan seperti di penjara lainnya, ditolak.

Satu bentuk protes yang dilakukan adalah saat lima napi menolak untuk bekerja pada 15 September.

Mereka langsung dimasukkan ke kurungan isolasi.

Keesokan harinya, 10 orang menolak bekerja setelah mereka sampai di toko.

Mereka hanya duduk diam di mesin dan sebanyak 30 orang memukul di binatu.

Pada Minggu, 139 pria yang memberontak hanya diberi air dan roti.

Orang-orang di sel isolasi mengerang dan menjerit.

Petugas yang meminta mereka untuk kembali bekerja justru mendapat protes dari para tahanan.

Protes itu berdampak pada pemotongan saluran air ke sel isolasi.

Akibatnya, banyak tahanan yang mengalami depresi saking buruknya saluran sanitasi.

Mereka berkata, siapa pun tidak akan sanggup hidup di pengasingan lebih dari 19 tahun.

Namun, faktanya banyak dari mereka yang bisa bertahan.

Para pejabat ingin mengakhiri pemberontakan para napi karena pemberontakan berdarah mungkin bisa saja terjadi.

Suatu hari, Warden Johnston sedang berdiri di ruang makan, berbicara ketika kami makan siang.

Ketika para tahanan mulai berbaris keluar dari aula, Whitey Phillips, seorang penculik, mendatangi sipir, menjatuhkannya, menendang wajahnya, dan mematahkan hidungnya.

Tindakan ini merupakan sinyal untuk memberontak secara besar-besaran.

Seketika penjaga mendekati Phillips dan saat para tahanan dalam kebingungan, seorang penjaga dari luar memecahkan kaca jendela dan mengarahkan senapan ke dalam ruangan.

Para narapidana, berteriak, keluar dari barisan, dan bergegas untuk berlindung di bawah meja dan kursi.

Takut menjadi korban timah panas, mereka berbaris menuju sel.

Tak lama setelah itu, kurungan isolasi secara efektif mematahkan rencana pemberontakan.

Satu per satu dari mereka tak lagi melakukan pemogokan karena tak kuat untuk menahan lapar, putus asa, dan bau mengerikan.

Meski demikian, saat saya meninggalkan penjara pada November, lima tahanan masih bertahan di sel isolasi.

Rencana pemberontakan berikutnya pun cukup cerdik.

Orang-orang yang bekerja di toko, mereka memulai dengan merusak mesin.

Hanya itu yang bisa saya ceritakan tentang kehidupan di penjara Alcatraz."

Brian Conway berasal dari keluarga baik dan catatan karier militernya di Prancis, cukup bagus.

Beberapa rekannya di pangkalan AEF mengatakan, reputasi Conway adalah "orang yang berbahaya, tapi bukan pembohong."

 

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Mantan Tahanan Alcatraz Ungkapkan Potret Sebenarnya Penjara yang Dikenal Paling Berbahaya di Dunia

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved