Breaking News

Penjara Alcatraz Dikenal Paling Berbahaya di Dunia, Mantan Tahanan Ungkap Potret Sebenarnya

Sebagaimana dikisahkan Bryan Conway tahanan No. 293 kepada TH Alexander dan muncul dalam terbitan Reader's Digest edisi April 1938.

Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM - Artikel yang dilansir TribunTravel.com dari laman rd.com ini awalnya ditulis pada 1938.

Sebagaimana dikisahkan Bryan Conway tahanan No. 293 kepada TH Alexander dan muncul dalam terbitan Reader's Digest edisi April 1938.

"Awal mula menjadi seorang tahanan, karena saya membunuh seorang sersan Angkatan Darat untuk melindungi diri.

Saya menjalani 10 tahun di Penjara Federal Atlanta yang cukup buruk dan dua bulan di Alcatraz yang jauh lebih buruk.

Dibandingkan dengan Alcatraz, hidup terasa menyenangkan di Atlanta.

Rutinitas di sana tidak begitu membosankan dan para lelaki berkesempatan untuk bekerja dan mengumpulkan uang untuk dapat membeli permen dan rokok.

Baca: Wanita Terpidana Zina di Lhokseumawe Menangis dan Meminta tak Dicambuk Lagi

Jika mereka memiliki lebih banyak uang, para tahanan juga bisa mendapatkan hak istimewa lainnya.

Al Capone, misalnya, hidup seperti 'raja' di Atlanta dan dilaporkan, ia punya banyak uang dari Chicago.

Saya sempat melihat beberapa uang 100 dolar AS atau setara Rp 1,4 juta dan seorang narapidana berkata kepada saya, Capone telah memberi mereka bantuan.

Saya tahu, dia punya pengawal yang terdiri dari para narapidana di sana.

Rasanya lucu saat melihat Capone berlatih di halaman dikelilingi para penjaganya, dengan masing-masing memiliki pisau panjang atau blackjack.

Senjata semacam itu begitu banyak didapat di penjara Atlanta pada waktu itu.

Di Alcatraz, dia tidak begitu populer seperti saat di Atlanta.

Bukan karena kejahatan yang dituduhkan kepadanya, tetapi karena dia lemah.

Baca: Jika Dikonsumsi di Waktu yang Salah, 5 Makanan Sehat Ini Bisa Berbahaya, Termasuk Nasi

Selain itu, beberapa orang berpikir, napi penculik dan pembunuh akan dipandang rendah oleh tahanan lain.

Ini sama sekali tidak benar.

Beberapa napi yang terkenal di Alcatraz di antaranya Alvin Karpis, Doc Barker, dan Machine Gun Kelly, yang merupakan penculik.

Berbicara secara umum, tidak ada tingkatan tahanan atau sistem kasta sosial di penjara, dengan satu pengecualian.

Di penjara Amerika, orang-orang yang melakukan kejahatan seksual, tidak diterima dengan layak.

Dari semua hal yang dipelajari, saya dipindahkan dari Atlanta karena tidak dapat memberi kesaksian saat di persidangan karena telah menusuk orang lain sampai mati.

Baca: Tak Kalah dari Royal Wedding, Inilah 5 Potret Kemegahan Pernikahan Pangeran Timur Tengah

Sekilas, penjara Alcatraz terlihat suram, lebih seperti batu gundul dari San Francisco Bay dan memiliki sedikit vegetasi.

Saya melihat penjaga mengenakan mantel di tengah musim panas.

Saya yakin, sebagian dari ketakutan narapidana terhadap penjara Alcatraz, karena propaganda mengenai teror "Batu Karang."

Di blok sel, saya mendapat sambutan dari para narapidana, yang sepertinya tahu semua tentang saya.

Ketika saya mengungkapkan rasa kagum pada pengetahuan akurat mereka, seorang narapidana di sebuah sel di dekat saya berbisik.

"Kami tahu, kamu akan datang minggu lalu dan kami tahu, kamu adalah orang yang tepat, karena kamu tidak akan berkhianat pada seorang teman."

Baca: Pilkada Aceh Selatan - Tim Pasangan Putih Tolak Hasil Pleno Penghitungan Suara, Ini Alasannya

Di Alcatraz, meski tidak ada radio dan surat kabar, kami tetap dapat mengikuti berita perang di China dan Spanyol.

Kami juga terkadang mendengar berita dan perubahan di penjara Amerika bahkan sebelum mereka diumumkan secara resmi.

Lonceng pertama berdering pada pukul 6 pagi.

Jika hari itu ingin bercukur, kami harus meletakkan kotak korek api di luar kisi-kisi sel dan seorang penjaga menaruh silet di atasnya.

Seorang laki-laki harus mencukur dalam dua atau tiga menit, karena pisau itu harus kembali ke rak kecil ketika penjaga datang.

Lonceng 6.20 adalah sinyal untuk penghitungan tahanan yang dilakukan setiap 30 menit.

Pada pukul 6.30, tahanan akan sarapan yang terdiri dari kopi, kue kopi, dan sereal.

Makanan di Alcatraz jauh lebih baik dari penjara biasa.

Untuk makan malam, kami biasa makan daging, kacang, kopi, roti, seledri, cabai, tomat, dan apel, serta teh panas.

Baca: Sempat Tertunda Karena Aksi Protes, DPRK Abdya Lanjutkan Fit and Proper Test 15 Calon Anggota KIP

Duduk di meja yang sama dengan saya adalah Machine Gun Kelly, Albert Bates, dan penjahat kelas kakap lainnya.

Meski ada larangan berbicara saat makan, orang-orang itu berhasil berbicara dengan nada monoton dari sudut-sudut mulut mereka.

Saya ditugasi untuk bekerja di binatu dan menerima sambutan hangat dari orang-orang di sana ketika saya melapor untuk bertugas.

Al Capone ingat saya dari penjara Atlanta, tetapi saya tidak menghiraukannya.

Ketika dia memberikan saya sebuah majalah, saya menolaknya dan berkata: "Dummy up, Al, dummy up."

Ini adalah slang penjara yang berarti "Jangan bicara padaku."

Capone menatapku sejenak kemudian menjawab ketika dia berbalik: "Oke, sobat."

Capone merasa kesepian karena dia tidak berhubungan dengan banyak orang lain.

Dia telah kehilangan berat badan dan semua hak istimewanya hilang.

Baca: Steffy Burase Doakan Irwandi Yusuf: Dia Sangat Mencintai Rakyatnya

Hari pertama, saya menemukan perangkat listrik atau umumnya dikenal sebagai "kotak snitch."

Perangkat ini dirancang untuk mendeteksi logam yang dibawa para tahanan.

Suatu hari, perangkat listrik berbunyi saat orang-orang datang dari binatu.

Para penjaga menyuruh setiap orang keluar dari barisan, menggeledahnya, dan tidak menemukan apa pun.

Butuh waktu berjam-jam untuk menemukan masalah itu, seperti menemukan mata kail logam di sepatu tahanan.

Setelah kami dikunci di sel-sel pada malam hari dan sampai “lampu mati” sekitar pukul sembilan (saya tidak tahu pasti jam berapa karena tidak ada jam di Alcatraz), ada banyak waktu untuk membaca.

Ada yang mendapat majalah, ada yang tidak.

Baca: Kini Jadi Aktor yang Kaya Raya, Terungkap Bayaran Aamir Khan Saat Bintangi Film Sukses Pertamanya

Para narapidana akan lebih memilih surat kabar harian dan majalah detektif, yang termasuk benda ilegal di sana.

Barang-barang paling berharga di Alcatraz adalah kliping koran, yang diwariskan dari tangan ke tangan sampai usang.

Sebagian besar isinya menyangkut penjara dan kejahatan.

Kami diizinkan menulis hanya tidak lebih dari dua halaman setiap minggu.

Itu harus ditujukan pada saudara dan tidak ada tahanan yang bisa menulis surat untuk kekasihnya.

Kami tidak pernah melihat surat-surat yang masuk, hanya salinan atau penulisan ulang yang diketik di kantor penjara.

Pengunjung tahanan juga diatur secara ketat.

Tidak ada pengunjung yang diizinkan berjabat tangan dengan tahanan atau menyentuhnya.

Saat bertemu, di antara tahanan dan pengunjung terdapat sekat berupa layar dan kaca.

Percakapan dilakukan dengan berteriak melalui tabung dan satu penjaga berdiri di belakang pengunjung dan lainnya di belakang narapidana.

Baca: Jadi Bancakan Korupsi, KPK Sesalkan Dana Otonomi Khusus Aceh Dinikmati Sebagian Oknum

Mengapa para penjahat takut penjara Alcatraz?

Karena sangat disiplin dan ketat.

Secara harfiah, tak ada lagi harapan yang kamu miliki, semuanya hilang.

Orang-orang menjadi gila secara pelan-pelan karena penyiksaan yang rutin dilakukan.

Dari 317 tahanan, 14 orang menjadi gila selama tahun terakhir selama saya di Rock.

Saya melihat satu di antaranya.

Seorang narapidana yang bekerja di bagian dermaga tiba-tiba mengambil kapak, menaruhnya tangan kirinya di blok, dan memotong setiap jari.

Lalu dia meletakkan tangan kanannya di blok dan memohon penjaga untuk memotongnya, tertawa seperti setan sepanjang waktu.

Pria ini masih di rumah sakit saat saya keluar penjara.

Satu bentuk penyiksaan mental yang paling buruk adalah kegiatan yang dilakukan para penjaga di luar rumah sel.

Kegiatan ini dilakukan hampir setiap malam, setelah para tahanan terkunci di sel.

Para penjaga selalu menembak boneka yang dibuat menyerupai manusia.

Boneka itu dibiarkan tergeletak di sepanjang jalan dengan lubang peluru di area vital.

Hal ini sebagai protes karena mereka tak mendapatkan waktu beristirahat.

Dan para tahanan tidak bisa tidur saat 'penembakan' terjadi terjadi.

Para tahanan tidak selalu diawasi dan mereka mulai membuat kesulitan di Alcatraz pada Februari 1936, dan terus berlangsung hingga hari ini.

Aksi protes pada September lalu didahului karena permintaan hak-hak istimewa yang diberikan seperti di penjara lainnya, ditolak.

Satu bentuk protes yang dilakukan adalah saat lima napi menolak untuk bekerja pada 15 September.

Mereka langsung dimasukkan ke kurungan isolasi.

Keesokan harinya, 10 orang menolak bekerja setelah mereka sampai di toko.

Mereka hanya duduk diam di mesin dan sebanyak 30 orang memukul di binatu.

Pada Minggu, 139 pria yang memberontak hanya diberi air dan roti.

Orang-orang di sel isolasi mengerang dan menjerit.

Petugas yang meminta mereka untuk kembali bekerja justru mendapat protes dari para tahanan.

Protes itu berdampak pada pemotongan saluran air ke sel isolasi.

Akibatnya, banyak tahanan yang mengalami depresi saking buruknya saluran sanitasi.

Mereka berkata, siapa pun tidak akan sanggup hidup di pengasingan lebih dari 19 tahun.

Namun, faktanya banyak dari mereka yang bisa bertahan.

Para pejabat ingin mengakhiri pemberontakan para napi karena pemberontakan berdarah mungkin bisa saja terjadi.

Suatu hari, Warden Johnston sedang berdiri di ruang makan, berbicara ketika kami makan siang.

Ketika para tahanan mulai berbaris keluar dari aula, Whitey Phillips, seorang penculik, mendatangi sipir, menjatuhkannya, menendang wajahnya, dan mematahkan hidungnya.

Tindakan ini merupakan sinyal untuk memberontak secara besar-besaran.

Seketika penjaga mendekati Phillips dan saat para tahanan dalam kebingungan, seorang penjaga dari luar memecahkan kaca jendela dan mengarahkan senapan ke dalam ruangan.

Para narapidana, berteriak, keluar dari barisan, dan bergegas untuk berlindung di bawah meja dan kursi.

Takut menjadi korban timah panas, mereka berbaris menuju sel.

Tak lama setelah itu, kurungan isolasi secara efektif mematahkan rencana pemberontakan.

Satu per satu dari mereka tak lagi melakukan pemogokan karena tak kuat untuk menahan lapar, putus asa, dan bau mengerikan.

Meski demikian, saat saya meninggalkan penjara pada November, lima tahanan masih bertahan di sel isolasi.

Rencana pemberontakan berikutnya pun cukup cerdik.

Orang-orang yang bekerja di toko, mereka memulai dengan merusak mesin.

Hanya itu yang bisa saya ceritakan tentang kehidupan di penjara Alcatraz."

Brian Conway berasal dari keluarga baik dan catatan karier militernya di Prancis, cukup bagus.

Beberapa rekannya di pangkalan AEF mengatakan, reputasi Conway adalah "orang yang berbahaya, tapi bukan pembohong."

 

Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Mantan Tahanan Alcatraz Ungkapkan Potret Sebenarnya Penjara yang Dikenal Paling Berbahaya di Dunia

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved