Mimpi Irwandi tentang Partai Lokal
“Bang Yos, Pak Gubernur ingin bertemu besok (Jumat) pukul 10.00 di Kantor Gubernur. Gimana bisa?
Pertemuan berlangsung di rumah Bustami, mantan sekretaris Dinas Keuangan Aceh, di Lampineung. Tidak banyak yang hadir, hanya beberapa orang saja, baik dari pihak Mualem maupun dari pihak Irwandi. Di antaranya Kautsar (Anggota DPRA dari Partai Aceh) dan Sofyan Dawood (mantan tokoh GAM).
Demikian juga dari pihak media, selain saya dan fotografer Budi Patria mewakili Serambi Indonesia, Hendro Saki mewakili salah satu media online, serta Aldin Nainggolan mewakili Harian Waspada.
Saat itu, ketika Mualem dan Irwandi bertemu, kami tidak langsung diizinkan masuk, sekitar satu jam kemudian baru dipersilakan bergabung. Saya tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya, tetapi ketika itu mata Mualem dan Irwandi terlihat sembab.
Dua hari kemudian, saya kembali dihubungi Kautsar untuk minum kopi di salah satu warung kopi kawasan Pango. Di sana juga terlihat hadir Bustami, sang tuan rumah. Dari situlah saya ketahui bahwa suasana pertemuan Irwandi dan Mualem berlangsung haru. Keduanya berpelukan sambil menangis.
***
Malam itu, tiga hari setelah pertemuan kami, 3 Juli 2018, handphone saya kembali berdering. Tetapi bukan dari Zainal, melainkan dari teman yang mengabarkan penangkapan Irwandi oleh tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mendatanginya ke Pendopo Gubernur Aceh.
Kabar di malam naas itu benar-benar mengagetkan saya. Antara percaya dan tidak, saya tugaskan dua wartawan untuk mengecek langsung ke lokasi, di Pendopo Gubernur Aceh dan Mapolda Aceh.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Irwandi resmi ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap proyek dana otonomi khusus tahun 2018 yang juga melibatkan Bupati Bener Meriah, Ahmadi.
Gagasan Irwandi kembali terngiang di benak saya. Gagasan untuk menguatkan partai lokal yang belum sempat dia wujudkan. Akankah ini hanya menjadi mimpi seorang Irwandi? (yocerizal)