Haji dan PKA

Soal petugas, jamaah haji Indonesia pada tahun ini terbagi menjadi 511 kloter). Untuk itu, diperlukan 511 TPHI dan 511 TPIHI. Sementara untuk petugas non kloter yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi, kuotanya berjumlah 836 petugas. Jumlah ini terdiri dari 530 petugas dari unsur Kemenag dan istansi terkait, termasuk media dan TNI atau Polri, serta 306 petugas dari unsur Kemenkes. Seleksi petugas haji tahun ini berbeda dengan sebelumnya karena sudah menggunakan metode CAT (Computer Aided Test). Ujiannya bahkan tidak lagi menggunakan komputer maupun laptop, melainkan smartphone berbasis Android.

Soal makanan di sana, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), mengungkapkan jamaah haji Indonesia selama berada di Arab Saudi akan menerima makan sebanyak 75 kali. Jamaah akan menerima makan di bandara Jeddah 1 kali, di Madinah 18 kali, Mekkah 40 kali, selama puncak haji Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) 16 kali.

Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada 2017 sebesar Rp 34.890.312, tahun ini naik 0,99 persen menjadi Rp 35.235.602. Antara lain karena Saudi berlakukan aturan pajak baru. Kenaikan tersebut dengan pertimbangan dana optimalisasi (indirect cost) dan dana dari jamaah (direct cost). Ini tergantung bandara, dan Aceh masuk BPIH termurah, karena lebih dekat ke Saudi.

Dari Arab, sebelum musim haji, Menteri Agama RI, bahas MoU penyelenggaraan ibadah haji 1439 H. Inilah di antara regulasi dan inovasi terkini: diupayakan penambahan jumlah makan jamaah selama di Makkah. Diupayakan proses-proses imigrasi terhadap jamaah (sidik jari, foto diri, scan paspor, dan lainnya) bisa dilakukan di Tanah Air. Selama ini proses imigrasi dilakukan setibanya jamaah haji di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah atau Jeddah. Sistem sewa hotel di Madinah akan diperbaiki. Perbaikan sistem sewa ini dilakukan untuk memastikan setiap jamaah tinggal di hotel-hotel di dalam wilayah Markaziyah yang berjarak tidak lebih dari 700 meter dari Masjid Nabawi.

Penetapan Kuota Haji 2018, ditetapkan kuota jamaah haji Indonesia sebanyak 221.000 orang. Pembagiannya untuk haji reguler 204.000 orang dan haji khusus 17.000 orang, sama persis dengan 2017 lalu. Kuota haji reguler dari 204.000 orang 1.513 di antaranya digunakan untuk Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD). Sedangkan petugas haji khusus sejumlah 1.337 diambil dari kuota jamaah haji khusus. Selain soal tes dan soal, soal pola pengetesan calon TPHD, juga disampaikan Kabid PHU. Bisa saja nanti calon TPHD ikuti tes tulis atau wawancara.

Musim haji 1439 H, saat PKA sedang berlangsung (4-15 Agustus 2018), Kanwil Kemenag Aceh bersama lintas instansi pun, melepas 4.430 jamaah (termasuk petugas kloter dan TPHD), asal Serambi Mekkah, terbang menuju negera kerajaan itu. Saat penutupan PKA, Rabu (15/8/2018) malam, kloter terakhir, BTJ 12 (kloter gabungan) pun mengudara. Tujuh jam lebih kurang, jamaah mendarat, susulkan bersama tiga jutaan umat Islam dunia, tunaikan ibadah, dan sambut puncak haji, Arafah, Senin (20 Agustus/9 Zulhijjah). Saat Idul Adha, Selasa (10 Zulhijjah) di sini, jamaah di sana, sudah ke Mina.

Akhirnya, saat PKA ditutup, panitia lega menyusul evaluasi dan audit kinerja lewat laporan pertanggungjawaban, pedagang kira dan bagi-bagi laba/sewa, penonton istirahat dan bayar utang. Lantas, gerbang Jeddah pun, closing date (tutup rapat bagi jamaah haji sedunia), pukul 00.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Penutupan bandara, Rabu (15 Agustus/4 Zulhijjah). Puncak haji, wukuf di Arafah ditunaikan Senin (20 Agustus/9 Zulhijjah). Sehari menjelang Hari Arafah, jamaah ibadah di Hari Tarwiyah, Ahad (19 Agustus/8 Zulhijjah. Selamat jalan Dhuyuffurrahman, moga menjadi dan membawa pulang haji mabrur dan mabrurah. Amin.

* Muhammad Yakub Yahya, panitia Embarkasi Haji Aceh, admin website: aceh.kemenag.go.id, dan pengurus TPQ Plus Baiturrahman Banda Aceh. Email: myakubyahya2018@gmail.com