Kisah Penderita Kanker Kulit di Aceh Timur yang Terpaksa Jual Semua Hartanya untuk Biaya Pengobatan

Rahmi mengaku kesulitan dan tidak mampu lagi melanjutkan pengobatan kaki suaminya itu karena biayanya sangat tinggi.

Penulis: Seni Hendri | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/SENI HENDRI
Saiful Adi didampingi istrinya Rahmi memperlihatkan kanker kulit yang menggerogoti kakinya saat Serambinews.com dan TKSK Idi Rayeuk menjenguknya di Gampong Keutapang Mameh, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Kamis (9/8/2018). 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Saiful Adi (38), penderita kanker kulit memohon bantuan biaya pengobatan pada pemerintah dan para dermawan, agar ia bisa melanjutkan proses pengobatan yang sedang ia jalani.

Saat ini, Saiful Adi menjalani perawatan di rumah adiknya di Dusun Timur, Gampong Keutapang Mameh, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur.

Setiap empat hari sekali, luka Saiful dibersihkan dan diberikan obat oleh perawat yang datang ke tempat tinggalnya.

Perawat tersebut merupakan petugas medis dari klinik di Idi Cut, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur.

“Sekali berobat biayanya 320 ribu sampai 450 ribu rupiah,” ungkap Rahmi Ani (29), istri Saiful kepada Serambinews.com saat bersama Rahmat Hidayat (TKSK) Kecamatan Idi Rayeuk, berkunjung ke rumahnya di Gampong Keutapang Mameh, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Kamis (9/8/2018) sore.

Rahmi mengaku kesulitan dan tidak mampu lagi melanjutkan pengobatan kaki suaminya itu karena biayanya sangat tinggi.

“Semua harta kami sudah habis terjual untuk biaya pengobatan. Kini kami tidak memiliki apapun lagi, karena itu kami mohon pemerintah ataupun pihak dermawan agar dapat membantu biaya pengobatan suami saya hingga sembuh,” harap Rahmi sambil terisak.

Baca: Mulai dari Makanan Hingga Pekerjaan, Ini 7 Kebiasaan Sepele Pemicu Kanker Kulit

Baca: Baru Sehari Menikah, Pasangan Ini Dipisahkan oleh Maut, Sang Istri Meninggal Akibat Kanker

Baca: Bisa Sebabkan Kanker, Jangan Minum Air Kemasan Yang Disimpan di Mobil

Rahmi sangat berharap suaminya itu bisa sembuh kembali sehingga dapat mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan kedua anaknya.

“Si adik Dafahani Zahira (6) terpaksa nggak sekolah dulu, karena setelah daftar kemarin kami tidak ada biaya beli seragam, sapatu, tas, dan peralatan sekolahnya,” kisah Rahmi.

Sedangkan anak pertamanya Syifa Ulia Mehra (8), kata Rahmi, kini duduk di bangku kelas 2 SD.

Amatan Serambinews.com, saat tiba di kediaman Saiful, tampak istrinya Rahmi sedang jualan gorengan di depan rumahnya. Di depan kediaman Saiful ini terdapat lorong yang sepi dari lalulalang kendaraan.

Dari rumah sebelah tetangga Saiful, terdengar suara anak-anak sedang mengaji. Ketabahan Rahmi dan kesabarannya menghadapi cobaan ini, membuatnya tidak patah semangat mencari rezeki.

Karena itu ia setia menunggu anak-anak tersebut pulang mengaji, dan berharap membeli kue dagangannya, rezeki hasil jualan kue itulah selama ini dijakannya untuk menopang hidup anak-anak dan suaminya.

Berawal dari Tojok Sawit

Rahmi menceritakan kanker kulit yang dialami suaminya itu berawal akibat kaki kirinya itu terkena tojok sawit.

Saat itu, kisah Rahmi, ia dan suami masih tinggal dan merawat kebun sawit warga di Gampong Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur.

Tepat pada 27 Ramadhan 1439 H atau 12 Juni 2018, kata Rahmi, kaki kiri suaminya itu terkena tojok sawit saat sedang kerja memanen sawit.

Tojok tersebut menembus sepatu yang digunakan suaminya bekerja sehingga mengeluarkan darah segar dari luka di kakinya itu.

Karena jauh dengan Puskesmas, jelas Rahmi, sehingga luka suaminya hanya diobati di rumah dengan betadin.

Baca: BPJS Kesehatan Batasi Rehabilitasi Medik, Pasien akan Dibebani Biaya Pengobatan

Tapi nahas, setelah mulai agak membaik, ungkap Rahmi, kaki suaminya itu kembali terkena buah sawit yang terlepas dari tangan suaminya sedang bekerja memanen sawit.

“Kemudian kaki suami saya bengkak hingga ke lutut, sehingga ia demam tidak berdaya,” ungkap Rahmi.

Setelah dijenguk oleh ibu dan ayah Nur Hasanah dan M Yusuf, jelas Rahmi, keluarga membawa Saiful ke RSUD dr Zubir Mahmud, Aceh Timur. Saiful pun menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit.

“Setelah diperiksa, dokter mengatakan suami saya menderita leukosit dengan bakteri mencapai 30 ribu, dan ternyata bengkak tersebut telah mengandung nanah,” jelas Rahmi.

Selanjutnya, tepat pada Hari Meugang Ramadhan 1439 H, kata Rahmi, pihak rumah sakit melakukan operasi terhadap Saiful untuk mengelurkan nanah tersebut.

Setelah menjalani rawat inap selama 7 hari RSUD dr Zubir Mahmud, kata Rahmi, pihak rumah sakit merujuk Saiful untuk melanjutkan pengobatan ke RSUD Zainoel Abidin di Banda Aceh.

“Tapi karena takut diamputasi, lalu kami bawa suami saya berobat ke klinik perawatan luka di Kota Langsa,” ungkap Rahmi.

Baca: Pengobatan Alami dengan Kunyit, Bahaya atau Tidak? Berikut Penjelasan dari Ahlinya

Setelah 8 kali menjalani perawatan di klinik tersebut, luka pada kaki Saiful sudah mulai membaik.

Tapi, karena tingginya biaya pengobatan sehingga kini Saiful berhenti berobat di klinik Kota Langsa tersebut dan melanjutkan pengobatan di rumahnya.

Kini Saiful dirawat di rumah dengan cara home visit oleh petugas medis dari klinik di Idi Cut.

Rahmi berharap suaminya itu dapat sembuh seperti semula sehingga dapat mencari rezeki, dan memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Kami warga kurang mampu, karena itu kami mohon semoga pemerintah dapat membantu biaya pengobatan suami saya. Saya sangat berharap suami saya bisa dan dapat bekerja kembali,” harap Rahmi.

Bagi pihak dermawan yang ingin membantu biaya pengobatan Saiful dapat menghubungi nomor handphone istrinya Rahmi 0853 4060 6343 atau mengirimkan donasi ke nomor rekening 1069-01-008065-50-6 atas nama Muji Mulyani, adik dari Rahmi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved